Direktur Polbangtan Medan Ir Yuliana Kansrini MSi, di Medan, Sabtu mengatakan workshop tersebut dalam rangka penyatuan persepsi akan dimulainya perkuliahan semester genap tahun akademik 2018/2019.
Workshop ini diikuti 50 orang peserta (terdiri dari dosen tetap, dosen tidak tetap, calon dosen, asisten dosen dan PLP), mengusung tema; "evaluasi metode pembelajaran teaching factory dan project akhir mahasiswa."
"Kiranya melalui workshop ini seluruh peserta dapat menyamakan presepsi terkait proses perkuliahan dan project akhir mahasiswa,"harapnya, seraya menyampaikan perkuliahan untuk semester genap dimulai pada 11 Februari 2019 mendatang
Harapan lainnya pola pembelajaran pada semester genap menjadi pendidikan vokasional dimana sebelumnya Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Medan bertransformasi menjadi Polbangtan Medan dibawah binaan Kementerian Pertanian.
"Kita harus melibatkan dunia usaha dan dunia industri di dalam metode Tefa, dengan pendidikan vokasional lulusan dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri dan masyarakat," kata Yuliana.
Adapun pemateri dalam kegiatan workshop ini Ir Sumarsono MP dari Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (Politani Payakumbuh) salah satu lembaga pendidikan tinggi vokasional negeri di Propinsi Sumatera Barat, tepatnya di Kabupaten Lima Puluh Kota yang berdiri sejak 1989.
Sumarsono mengatakan Tefa adalah proses pembelajaran bagaimana mahasiswa memiliki keterampilan sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat.
"Jangan terlalu mengakademiskan vokasional. Kalau di Strata (S1) mahasiswa mampu menganalisis tapi kalau di Politeknik mahasiswa harus bisa memiliki kompetensi khusus sehingga dapat diterima oleh stakeholder," kata Sumarsono.
Ketua panitia pada kegiatan workshop ini yaitu Kepala Prodi Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan (TPTP) Arie Hapsani.
