Medan (Antaranews Sumut) - Tampilan Sha Ine Febriyanti yang membawakan monolog bertajuk "Cut Nyak Dhien" di Taman Budaya, Medan, Sumatera Utara, Selasa mendapat sambutan hangat penonton.
Pementasan monolog tersebut yang menceritakan tentang sejarah perjuangan Cut Nyak Dhien, memukau puluhan penonton.
"Monolognya bagus.Sha Ine Febriyanti tampil bagus, baik busana ala Cut Nyak Dhien hingga intonasi suaranya,"kata seorang penonton, Rina, seorang mahasiswi.
Usai mentas, artis Indonesia, Sha Ine Febriyanti itu mengaku senang bisa tampil di Medan dan kota lainnya.
Diapun mengaku tidak mempersoalkan banyak tidaknya jumlah penonton yang jumlahnya berbeda-beda di setiap kota tempat dia manggung.
Pentas Monolog Cut Nyak Dhien dan workshop atau diskusi yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation memang digelar di sepuluh kota di Indonesia, mulai tanggal 27 April 2018 .
Mulai di Gianyar, Bali dan berakhir di Padang Panjang pada September 2018.
Wanita yang juga akan berperan di Film Boemi Manusia tersebut mengaku bangga bisa berperan sebagai Cut Nyak Dhien.
"Cut Nyak Dhien melalui cerita sejarahnya banyak memberikan inspirasi bagi saya dan itu yang menggerakkan saya untuk memperkenalkan cerita beliau kepada khalayak ramai,” ujarnya.
Aktris kelahiran 18 Februari 1976 tersebut dan menekuni dunia teater tersebut menyebutkan, dia dan diharapkan orang lain belajar dari Cut Nyak Dhien soal keberanian, prinsip serta perlawanan kuat dan tidak berhenti.
Meski sebagai perempuan dia punya kesedihan apalagi saat kehilangan orang yang dicintainya.
"Keinginan tampil Monolog Cut Nyak Dhien karena saya menilai bahwa pertunjukan seni merupakan media paling efektif untuk menyuarakan, mempresentasikan, dan/atau menyampaikan sebuah opini,"katanya.
Monolog yang berdurasi sekitar 45 tersebut juga memperlihatkan sisi perempuan Cut Nyak Dhien sebagai seorang istri dan ibu yang juga goyah ketika kehilangan menghampiri kehidupannya.
Adapun workshop yang ditujukan bagi generasi muda yang memiliki bakat dan minat terhadap seni teater khususnya monolog diharapkan bisa menumbuhkan semanagat untuk tetap berseni.
Dalam workshop diajarkan mengenai seni peran dan kreasi khususnya teater monolog.
Juga untuk berbagi semangat, inspirasi, peluang, dan persiapan yang harus dimiliki oleh seorang pelakon seni khususnya dalam berteater dan menumbuhkan semangat bibit-bibit baru pelaku seni dalam bidang seni teater yang akan muncul dari generasi muda.
Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation,Renita Adrian berharap, pentas di 10 kota diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih dalam mengenai sosok Cut Nyak Dhien serta menginspirasi masyarakat luas melalui semangat dan kegigihannya.
