Medan (Antaranews Sumut) - Panen padi ladang seluas dua hingga lima hektare di tiga desa, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumut, Dr Khadijah EL Ramija Lubis, di Medan, Kamis, mengatakan ketiga desa itu, yakni Desa Tiganderket, Desa Temburun dan Desa Perbaji.
Kabupaten Karo, menurut dia, merupakan sentra produksi tanaman hortikultura dan lokasinya juga berada di dataran tinggi.
"Daerah pertanian tersebut, selama ini sering diguncang oleh erupsi Gunung Sinabung, dan tidak diketahui kapan akan berhenti," ujar Khadijah.
Ia mengatakan, Kabupaten Karo memiliki sawah seluas 11.000 hektare, dan sudah banyak yang berkurang karena pengaruh erupsi Gunung Sinabung.
Padi gogo tersebut, sangat memiliki peranan yang cukup besar, dalam menopang ketersediaan pangan di Kabupaten Karo.
Ada semacam kearifan lokal di kabupaten itu, dan setiap rumah tangga menanam padi gogo yang diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan selama satu tahun dan mereka jarang membeli beras komersial.
"Seluas lebih kurang 8.422 hektare padi gogo yang ditanami pada pada bulan Agustus 2017," kata Kepala BPTP Sumut.
Sementara itu, panen bersama tiga kelompok tani (Lau Tengguli) diketuai Suranta Ginting, Lau Paya diketuai Syahrudin Singarimbun dan Sabah Bernah diketuai Bapak Andri Pelawi).
Kegiatan panen juga dihadiri Koordinator BPP, PPL dan Petani setempat. Teknologi yang mereka adopsi diantaranya varietas unggul baru padi gogo
Situbagendit dan sistem tanam jajar legowo 2:1 dan 3:1 dengan jarak antar barisan 50 cm.
Syahruddin Singarimbun mengatakan, hasil panen varietas padi gogo diatas 4 ton per hektare.Secara umum provitas padi sawah 5,6 ton perhektare, padi gogo 4 ton per hektare, dan harga gabah kering panen saatini mencapai Rp5.000 per kg.
Sedangkan harga beras Rp11.000 hingga 12.000 per kg.