Medan (Antaranews Sumut) -Badan PBB urusan Organisasi Turis Dunia atau United Nations World Tourism Organization menyetujui Universitas Sumatera Utara menjadi salah satu "Sustainable Tourism Observation" atau pengamatan pariwisata berkelanjutan.
"USU (Universitas Sumatera Utara) akan memberikan advokasi bagi pembangunan pariwisata yang berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) di Sumut," ujar Ketua Kelompok Kerja Pembangunan Pariwisata Danau Toba, Nurlisa Ginting di Medan, Kamis.
USU menjadi satu-satunya Sustainable Tourism Observation atau STO di Sumatera, sementara Kelompok Kerja Pembangunan Pariwisata Danau Toba itu sendiri dibentuk Rektor USU Prof Runtung Sitepu yang beranggotakan dosen dari berbagai disiplin ilmu.
Menurut Nurlisa yang didampingi sebagaian anggota kelompok kerja, Fahmi Natigor dan Wahyu Ario Pratomo, proses diterimanya USU menjadi salah satu STO oleh United Nations World Tourism Organization atau UNWTO cukup panjang.
Proses yang cukup panjang itu karena persyaratan yang harus dipenuhi untuk layak menjadi sebuah institusi yang dapat mendorong pembangunan pariwisata dunia yang berkelanjutan cukup banyak.
"Alhamdulillah USU sudah membuktikan kemampuannya," katanya.
Dia menjelaskan, USU sendiri telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba menyangkut bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat khususnya di bidang kepariwisataan.
"Dengan kerja sama yang telah terjalin dan telah dipilihnya USU menjadi salah satu STO oleh UNWTO, maka USU akan terus mendorong pembangunan pariwisata kawasan Danau Toba untuk menjadi pariwisata berkelas dunia," ujar Nurlisa.
USU berharap, kerja sama dengan pemerintah daerah, pelaku usaha pariwisata, dan masyarakat di kawasan pariwisata dapat berjalan dengan baik agar bisa mewujudkan keinginan tersebut.
"USU berharap memberikan kontribusi besar dalam mewujudkan target pemerintah untuk mendatangkan 20 juta turis dunia pada tahun 2020." katanya.
Nurlisa menjelaskan, kerja sama USU dengan Kementerian Pariwisata itu juga membuahkan hasil antara lain dengan adanya dukungan kuat kementerian utuk melakukan revitalisasi desa adat di kawasan Danau Toba.
Dia menegaskan, suatu destinasi wisata memang harus dibangun dengan memperhatikan aspek lingkungan dan kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, kata Nurlisa, produk pariwisatanya tidak hanya dapat dinikmati saat ini saja namun sampai masa mendatang.
Nurlisa menegaskan, dukungan kuat untuk pengembangan pariwisata di Sumut itu memang diperlukan mengingat Sumut telah dipilih menjadi satu diantara 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.