Rantauprapat, 8/12 (Antarasumut) - Komunitas TB - HIV Care Aisyiyah SSR Labuhanbatu melakukan audiensi ke DPRD untuk meningakatkan kerjasama dalam penanganan penyakit menular di daerah.
Kepala Sub Sub Recipient (SSR) Labuhanbatu, Yulidar, Jumat didampingi Kordinator Fakhrurazi, Andri Fiska dan Anita Ridarni, dalam kesempatan itu diterima langsung Ketua Fraksi Amanat Keadilan, Zulham Irianto, didampingi anggota Syahmat Nor, Herlina Br Hasibuan, Ahmad Zais.
Pada kesempatan itu, menjelaskan tupoksi kerja juga menjelaskan wilayah kerja di yakni di empat kecamatan. Kecamatan Rantau Utara, Rantau Selatan, Bilah Barat dan Bilah Hulu.
Mereka mengharapkan pihak DPRD Labuhanbatu agar lebih peduli terhadap penanganan penderita TB di Labuhanbatu. Sehingga, para penderita dapat tertolong dan terselamatkan dari bahaya penyakit yang menular tersebut.
Kepedulian pihak Legislatif dengan mendorong pihak Pemkab Labuhanbatu agar menggodok produk hukum penanganan penyakit TB di Labuhanbatu.
“Minimal pihak Pemkab menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup),†ujar Fakhrurazi.
Selain itu, Fraksi Amanat Keadilan dapat mengusulkan peningkatan alokasi dana APBD Labuhanbatu TA 2018 mendatang untuk penanganan penderita TB.
“Dana penanganan TB sebaiknya dinaikkan. Baik untuk anggaran di Dinas Kesehatan maupun alokasi dana untuk NGO yang konsern membantu penanganan kasus TB di Labuhanbatu,†ujarnya.
Sementara itu, Ketua Fraksi Amanat Keadilan Zulham Irianto menyambut baik usulan pihak Komunitas TB - HIV Care Aisyiyah SSR Labuhanbatu.
Dia berupaya untuk mendorong pihak Pemkab Labuhanbatu agar lebih peduli dalam menyelesaikan kasus TB di daerah.
Meski demikian, pihaknya mengharapkan agar menyampaikan proposal kerja ke Pemkab Labuhanbatu. Termasuk dalam memperlebar wilayah cakupan kerja ke sembilan kecamatan.
“Jika selama ini masih di empat kecamatan, sudah sepantasnya diperluas hingga ke sembilan kecamatan di Labuhanbatu,†katanya.2017, 1.544 Suspek TB
Komunitas TB - HIV Care Aisyiyah SSR Labuhanbatu merilis data sepanjang tahun 2017, menemukan sebanyak 1.544 terduga suspek Tuberkulosis (TB).
Dari grafik tersebut, dipastikan sebanyak 286 pasien merupakan case notification rate (CNR) atau pasien positif penderita TB. Dari angka terduga penderita TB, kita dapati 18 persen positif penderita.
Untuk menemukan para penderita TB di wilayah kerjanya merekrut dan melatih 40 orang kader dan melatih 20 tokoh agama dan tokoh masyarakat agar ikut menyampaikan informasi tentang TB ke masyarakat.
Tugas kader meliputi melakukan penyuluhan TB, mencari terduga TB, mengantarkan terduga TB untuk periksa dahak ke Puskesmas, memantau pengobatan pasien TB, membina keluarga pasien TB dalam menjalankan tugasnya sebagai Pengawas Menelan Obat (PMO), melakukan pencatatan dan pelaporan data pasien TB.
Para kader melakukan proses sosialisasi dan pendampingan pasien berobat ke Rumah Sakit. Hasil evaluasi di lapangan penyebab tingginya angka penderita TB disebabkan pola hidup yang tidak sehat, udara tercemar dan mengosumsi rokok.
Upaya penanggulangan TB, sudah sering dilakukan, bahkan pemerintah menyediakan perawatan gratis.
Komunitas Penyakit Menular Dorong Perda Penanganan
Jumat, 8 Desember 2017 19:16 WIB 1783