Samosir, 15/10 (Antarasumut) - Lembaga Keagamaan, Keuskupan Agung Medan menggelar sosialisasi dan seminar tentang pariwisata di halaman SMA St Mikael Pangururan, Sabtu.
Menurut moderator, Nichloas Simanjuntak, seminar diadakan untuk meningkatkan pemahaman terkait hadirnya program pemerintah agar tidak terjadi dualisme pemikiran.
Dia berharap, berbagai elemen dari petinggi negeri sampai ke bawah mempunyai peran untuk mendukung pariwisata yang sedang akan dilaksanakan di kawasan Danau Toba.
Seminar menampilkan narasumber dari Kementerian Pariwisata diwakili Frans Teguh dengan judul makalah Kegiatan Kepariwisataan Menurut Nomenklatur Pemerintah Pusat.
Komisi X DPR RI, MY Wijayati Esti menyampaikan paparan berjudul Peran Serta Masyarakat Dalam Pengembangan Kepariwisataan yang Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat.
Uskup Agung Medan, Mgr Anicetus Sinaga OFM Cap mengimbau agar pariwisata yang akan dibangun dan dilaksanakan harus berbasis budaya.
Pemerintah diharapkan membuat monumen pariwisata di Samosir yang dasar bangunannya dari prinsip Dalihan Natolu.
"Pengembangan pariwisata di kawasan Danau Toba harus sesui dengan sendi-sendi adat budaya yang hidup dan berkembang di daerah ini," kata Uskup Agung Medan.