Tanjungbalai, Sumut, 31/7 (Antara) - Ummat Budha di Kota Tanjungbalai, menyatakan tidak membenci dan menyalahkan pihak mana pun atas kerusuhan berujung pembakaran/perusakan Vihara dan Klenteng di daerah setempat.
Pemuka Agama Budha Kota Tanjungbalai, Leo Lopulisa di Tanjungbalai, Minggu, mengatakan, kejadian yang menimpa tempat ibadah umat Buddha dan Konghucu dinilai merupakan aksi spontanitas dan tidak terencana.
"Kami tidak membenci atau menyalahkan siapa pun dalam peristiwa ini. Biarlah polisi yang mengusut kasus tersebut", ujarnya.
Menurut Leo, bagi kita ini hanya luka luar yang akan membuat kita makin dewasa, semakin kuat dalam menghadapi hidup beragama dan toleran dalam bermaayarakat.
Banyak pihak yang menunjukkan rasa peduli, prihatin dan solidaritas disaat tertimpa masalah menunjukkan bahwa kita semuanya menginginkan hidup rukun dan saling menghargai satu sama lain.
"Pekerjaan masih banyak, lama dan panjang yang menanti kita untuk menyelesaikan masalah ini secara arif dan bijaksana", ujar Leo Lopulisa.
Ketua Sagin (Sang Agung Indonesia) Sumatera Utara, Kurnia Bangun, berharap semua pihak menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran berharga dan kedepannya bisa merubah sikap untuk saling menghormati.
Dimana pascakerusuhan, banyak pernyataan muncul di media sosial yang terindikasi memojokkan, menghujat dan bertujuan memperkeruh keadaan.
"Terhadap ini kita keseluruhan harus bijaksana dan tidak mudah terprovokasi. Mari kita berpikir jernih demi terciptanya suasana yang kondusif", imbau Bikhu di Vihara Tri Ratna Kota Tanjungbalai itu.