Medan, 10/7 (Antara) - Nilai ekspor hasil pertanian Sumatera Utara hingga Mei 2016 turun sebesar 16,07 persen dari periode sama tahun lalu atau menjadi 592,492 juta dolar AS.
"Hingga Mei 2015 nilai ekspor hasil pertanian Sumut masih bisa 705,837 juta dolar AS, " ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Minggu.
Penurunan ekspor hasil pertanian masih tetap dampak krisis global dimana permintaan dan harga ekspor mengalami penurunan.
Ekspor kopi, teh dan rempah misalnya turun 13,54 persen menjadi 173, 386 juta dolar AS dari 200, 535 juta dolar AS di Januari - Mei 2015.
"Tidak hanya sektor pertanian yang turun, hasil industri juga mengalami penurunan," katanya.
Turunnya nilai ekspor hasil pertanian dan industri menyebabkan devisa Sumut dari ekspor non migas mengalami penurunan sebesar 6, 34 persen hingga Mei 2016.
Dari senilai 3, 130 miliar dolar AS menjadi 2, 931 miliar dolar AS pada periode Januari hingga Mei 2016.
"Nilai ekspor non migas Sumut sudah turun dalam beberapa tahun terakhir akibat krisis global masih dirasakan, " katanya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Parlindungan Purba mengatakan, krisis global membuat pengusaha kesulitan karena permintaan dan harga jual berbagai komoditas melemah.
"Hingga semester I, kinerja perusahaan masih melambat dan itu membuat pengusaha masih kesulitan ," katanya.
Diperkirakan kinerja industri juga masih tidak jauh berubah pada semester II karena perekonomian juga terlihat belum banyak berubah.
"Dengan asumsi perekonomian yang masih belum berubah banyak di semester II, maka ekspor sepanjang tahun 2016 juga masih tetap melemah," kata Parlindungan.