Langkat, Sumut, 20/4 (Antara) - Pemerintah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, diminta untuk menjadikan Pulau Sembilan di Kecamatan Pangkalan Susu, menjadi kawasan wisata bahari, apalagi tata ruang untuk itu sudah ada dan sudah disahkan, tinggal mewujudkannya saja.
"Kita berharap agar pemerintah Langkat benar-benar dapat mewujudkan kawasan Pulau Sembilan menjadi wisata bahari," kata salah seorang warga Langkat Surkani, di Stabat, Rabu.
Surkani menjelaskan dalam tata ruang Pulau Sembilan yang ada dan itu sudah disahkan disana ada kawasan pantai pasir putih dan kawasan hutan mangrove (bakau), disamping pantai dan lautnya.
Dimana disitu ada kawasan yang bisa dipergunakan seluas 400 hektare dari luas yang ada 2.240 hektare terutama di bagian Utara atau Tanjung Ampai, maupun juga dibagian Timur dan Selatan, katanya.
"Pembangunan kawasan wisata bahari Pulau Sembilan ini diyakini bisa meningkatkan pendapatan asli daerah," sambungnya.
Apalagi nantinya bisa dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana seperti pemamfaatan budaya melayu, menjadikan kawasan itus ebagai pusat seafood regional yang segar dan murah tapi berkualitas tinggi, mengolah objek alam yang ada menjadi tracking di hutan bakau, bersepeda dan sebagainya.
Dikawasan itu juga nantinya bisa didirikn kawasan pusat pelayanan, kawasan pendidikan, kawasan industri kerajinan rakyat, kawasan terminal, kawasan perumahan, dan fasilitas lainnya.
Sementara itu Effendi Lubis berharap agar Pemkab Langkat lebih serius lagi untuk mewujudkan pembangunan Pulau Sembilan menjadi kawasan wisata bahari. "Sudah terlalu lama RTRW Pulau Sembilan itu disahkan, namun belum juga terwujud menjadi kawasan wisata bahari".
Padahal bila alokasi dana untuk pengembangan pariwisata bisa dilakukan, tentu akan cukup memberikan banyak keuntungan termasuk kepada warga nelayan yang ada disana, selain itu juga PAD dipastikan dari sektor itu akan meningkat.
"Yang kita butuhkan untuk peningkatan pembangunan di Langkat ini berupa PAD, terutama harus digali dari berbagai sektor yang ada terutama pariwisata, dan itu sudah harus dipikirkan dari sekarang ini," tandasnya.
Selain itu juga penyelamatan hutan mangrove (bakau) yang ada dikawasan itu harus menjadi perhatian serius untuk tempat berkembang biaknya biota laut seperti ikan, udang, kepiting, kerang, bagi peningkatan pendapatan nelayan tradisional yang ada disana.
"Peningkiatan ekonomi nelayan tradisional di kawasan Pulau Sembilan harus kenjadi perhatian serius agar mereka bisa menjadi sejahtera," ujarnya.***1***