Medan, 26/4 (Antara) - Ekspor Sumatera Utara ke Bangladesh terus naik yang antara lain dipicu meningkatnya permintaan dari negara itu berupa rempah-rempah khususnya pinang dan minyak sawit mentah (crude palm oil atau CPO).
"Kenaikan ekspor ke Bangladesh pada awal tahun ini menggembirakan karena pada umumnya di periode ini nilai ekspor Sumut ke berbagai negara mengalami penurunan,"kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Wien Kusdiatmono di Medan, Minggu.
Pada Januari-Februari, hanya ke Bangladesh, India, Mesir, dan Amerika Serikat yang mengalami kenaikan ekspor.
Sementara semua negara mengalami penurunan sehingga secara keseluruhan ekspor Sumut turun hingga 11,54 persen atau tinggal 1,183 miliar dolar AS dari periode sama sebelumnya yang mencapai 1,549 miliar dolar AS.
Menurut dia, salah satu yang mendukung kenaikan ekspor ke Bangladesh adalah rempah-rempah khususnya pinang dan CPO.
Hal sama juga terjadi ke India yang juga sebagai pengimpor terbesar CPO dan rempah-rempah.
Kepala Seksi Hasil Pertanian dan Pertambangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut Fitra Kurnia menyebutkan, ekspor biji pinang memang terus naik.
Bukan hanya ke Bangladesh, Pakistan, dan India, bahkan ekspor pinang itu naik tajam ke Thailand yang juga penghasil pinang.
Permintaan yang besar dari Thailand karena negara itu sudah menjadikan biji pinang sebagai industri hilir dan konsumsi.
Pada Maret 2015, ekspor pinang, misalnya, meningkat hingga 270 persen dari tahun 2014 atau dari volume 2.160.905 kilogram menjadi 7.653.813 kilogram.
Dampaknya, nilai ekspornya juga naik dari 1,993 juta dolar AS menjadi 7,380 juta dolar AS.
"Naiknya ekspor pinang itu melegakan karena tahun sebelumnya menurun akibat antara lain India menghentikan impor dengan dalih kualitas yang tidak bagus," katanya.
Sumut termasuk produsen pinang terbesar di Indonesia dengan sentra produksi antara lain Kabupaten Asahan, Batubara, Serdang Bedagai, Deliserdang, dan Langkat. ***3***
Sigit Pinardi (T.E016/B/S. Pinardi /S. Pinardi ) 26-04-2015