Labuhanbatu, Sumut, 4/3 (Antara) - Harga elpiji dalam tabung isi tiga kilogram di warung Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, masih Rp30.000, sedangkan di pangkalan warga sulit mendapatkannya.
"Saya beli sekitar empat hari lalu di warung, harganya Rp30.000," kata Taufik Nasution (39) warga Desa Sei Kasih, Kecamatan Bilah Hilir dihubungi, Rabu.
Menurutnya, harga tersebut hampir dua bulan berlangsung. Padahal, kata Ketua Investigasi Suara Informasi Korupsi Anggaran Pemerintah itu, pangkalan/subagen elpiji bersubsidi di Desa Tanjung Haloban berjarak sekitar dua kilometer dari kediamannya.
Namun, ketika hendak membeli di pangkalan, ia tidak memperolehnya dengan alasan telah habis terjual. "Namanya kebutuhan, terpaksa beli di warung. Pemakaian saya, paling lama seminggu," ujar Taufik Nasution.
Untuk menekan tingginya harga beli masyarakat terhadap bahan bakar gas bersubsidi itu, dia meminta pemerintah setempat meningkatkan pengawasan pendistribusian oleh pangkalan maupun agen/subagen.
"Harus dipantau ketika LPG datang ke pangkalan, sekalian ditanyakan kemana dijual gas subsidi itu. Jangan lagi diperbolehkan dijual kepada kios atau warung," pintanya.
Sekretaris Pemkab Labuhanbatu H Ali Usman Harahap, dikonfirmasi melalui pesan singkat terkait tingginya harga LPG subsidi pertabungnya, belum memberikan tanggapan. ***3***