Medan, (Antara) -Ekspor sektor pertanian Sumatera Utara hingga triwulan III 2014 turun 17,54 persen menjadi 1,522 miliar dolar AS dari perode sama tahun lalu sebesar 1,846 miliar dolar AS akibat permintaan dan harga jual berbagai komoditas menurun akibat krisis global.
"Hanya ekspor pertanian yang turun, sementara perdagangan sektor industri dan pertambangan sudah naik sehingga mendorong terjadinya kenaikan total nilai ekspor Sumut sebesar 0,13 persen menjadi 7,099 miliar dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Senin.
Ekspor sektor industri pada triwulan II tahun ini naik 6,29 persen atau menjadi 5,564 miliar dolar AS dan sektor pertambangan bertumbuh 43,77 persen sehingga mencapai 12,348 juta dolar AS.
Mengacu pada tren terjadinya penurunan nilai sektor pertanian, maka, kata dia, memang sudah seharusnya Sumut mengembangkan produk jadi atau hasil industri yang memiliki nilai tambah lebih besar dan bahkan bisa melepas ketergantungan dengan ekspor.
Namun dia menegaskan, meski ekspor industri turun. tetapi perdagangan luar negeri Sumut hingga posisi triwulan III sudah mulai menggembirakan.
Kalau hingga di trwulan II perdagangan Sumut masih turun, namun pada triwulan III sudah meningkat walau relatif kecil sebesar 0,13 persen.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumut, Ivan Iskanda Batubara menyebutkan, perdagangan masih lesu secara global sehingga tidak mengherankan kalau ekspor Sumut hanya naik tipis bahkan terancam terhambat.
"Industripun sedang kesulitan karena selain permintaan lemah, persaingan juga semakin ketat," katanya.
Dia menegaskan, hasil industri memang harus terus dipacu dan itu membutuhkan dukungan besar dari Pemerintah. ***2***
Biqwanto
(T.E016/B/B. Situmorang/B. Situmorang)