Medan, 17/10 (Antara) - Volume ekspor karet Sumatera Utara hingga triwulan III 2014 turun sebesar 8,15 persen atau tinggal 348,360 ton akibat dampak krisis global.
Periode sama tahun lalu, ekspor karet Sumut sudah mencapai 379,253 ton, turun 30,892 ton pada tahun ini, kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Jumat.
Krisis global membuat permintaan melemah termasuk dari negara pembeli utama Indonesia yakni Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Amerika Serikat dan Jepang.
Meski turunnya masih di bawah 10 persen, tetapi dampaknya cukup besar karena terjadi di tengah harga ekspor yang tren turun terus.
Edy menyebutkan, kalau tidak terjadi krisis global, biasanya pertumbuhan ekspor karet Sumut tiap tahunnya naik sekitar lima persen.
"Kalau volume dan diikuti harga jual turun, tentunya devisa dari komoditas itu juga melemah," katanya.
Pada 16 Oktober, harga ekspor karet jenis SIR20 untuk pengapalan November tinggal 1,488 dolar AS per kg dan untuk Januari 2015 juga masih rendah atau hanya 1,491 dolar AS per kg.
Dengan harga sebesar itu harga bahan olah karet (Bokar) dii tingkat pabrik sebesar Rp14.997-Rp15.997 per kg. Petani karet Sumut, K Siregar menyebutkan produksi semakin ketat karena cuaca ekstrem .
"Sudah harga rendah, produksi juga sedikit," katanya.
Kondisi semakin menyedihkan, meski dolar AS menguat tidak ada kenaikan harga getah seperti biasanya atau di kisaran Rp3.000 per kg.***2***
(T.E016/C/S. Suryatie/S. Suryatie)