Nassau, Sumut, 16/6 (Antara) - Program kerjasama Indonesia-Jerman, melalui Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) memberi dukungan bagi pengembangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) berskala 200 kilowatt di desa terpencil.
Lokasinya terletak di desa terpencil Napajoring, Kecamatan Nassau, Toba Samosir Sumatera Utara.
"Dalam program penyediaan energi moderen, GIZ memberi dukungan pengembangan kapasitas pengelola bisnis dan PLTMH desa terpencil Napajoring," kata Advisor energising development (EnDeV) Indonesia, Amalia Suryani di Nassau, Senin.
Menurut dia, GIZ Indonesia melakukan kerjasama dengan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) untuk mendorong bisnis pedesaan di lokasi PLTMH.
Sebuah nota kesepahaman telah ditanda tangani pada November 2013 untuk membangun 10 PLTMH, termasuk desa Napajoring di Kabupaten Tobasa.
Melalui koperasi serba usaha (KSU) Mitra Keluarga, desa Napajoring menerima hibah dari kementerian KUKM untuk mengelola PLTMH demi meningkatkan perekonomian melalui pemanfaatan energi secara produktif dalam bisnis pedesaan.
Infrastruktur listrik untuk pengembangan ekonomi masyarakat pedesaan di Napajoring itu, direalisasikan oleh kementerian KUKM melalui bantuan sosial kepada KSU Mitra Keluarga dengan dana sebesar Rp1,5 miliar.
GIZ, kata dia, memegang peranan penting dalam memberdayakan pelaku lokal untuk mengadopsi solusi energi terbarukan demi kepentingan masyarakat.
"Pembangkit listrik tenaga mikro hidro berskala 200 kilowatt yang telah dibangun itu dapat digunakan sebagai sumber arus listrik untuk berbagai kebutuhan rumah tangga bagi sedikitnya 100 kepala keluarga di desa Napajoring," kata Amalia.
Bupati Toba Samosir, Kasmin Simanjuntak menyebutkan, PLTMH di Desa Napajoring dimaksud memanfaatkan tenaga air dari aliran sungai kecil maupun saluran irigasi yang dibendung dari ketinggian tertentu, debit airnya sesuai untuk menggerakkan turbin yang dihubungkan dengan generator listrik.
Dari segi teknologi, lanjutnya, PLTMH berkonstruksi sederhana yang menjadi kebutuhan dasar dalam kehidupan masyarakat Desa Napajoring ini sangat mudah dioperasikan dengan perawatan murah serta investasi yang mampu menyaingi pembangkit listrik lainnya.
Menurut Kasmin, faktor menarik PLTMH dengan teknologinya yang relatif sederhana dan ramah lingkungan itu, juga sangat cocok untuk program listrik masuk desa, terutama bagi daerah terpencil yang tidak terjangkau jaringan PLN.
Di sisi lain, lanjutnya, PLTMH merupakan teknologi handal dengan peralatan sederhana dan mudah dicari. Lahan yang dibutuhkan relatif tidak perlu luas, sehingga tidak perlu membuka kawasan hutan untuk membangun instalasinya.
"Pemasangan peralatan dapat disesuaikan dengan kondisi alam serta desainnya berdasarkan ketersediaan debit air yang ada," sebut Kasmin. ***2***
(T.KR-HIN/B/F.C. Kuen/F.C. Kuen)