Oleh Evalisa Siregar
Medan, 2/5 (Antara) - Nilai ekspor Sumatera Utara pada triwulan I (Januari-Maret 2014) mengalami penurunan 1,25 persen dibandingkan periode sama 2013 menjadi 2,387 miliar dolar AS.
"Triwulan I 2013, nilai ekspor masih sebesar 2,417 miliar dolar AS, sementara di periode sama 2014 sebesar 2,387 miliar dolar AS, penurunan ini lantaran harga jual berbagai barang ekspor melemah," kata Kepala Badan Pusat Statistik Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Jumat.
Asumsi penuruan nilai ekspor karena harga jual turun mengacu pada fakta secara volume terjadi peningkatan ekspor di triwulan I.
Volume ekspor Januari-Maret 2014 naik menjadi 2.250.057 ton dari 2.244.479 ton di periode sama tahun lalu.
Meski di bulan Januari, volume ekspor turun menjadi 649.421 ton dari 815.308 ton bulan sama di tahun lalu, tetapi kemudian terjadi kenaikan lagi sehingga di periode Januari-Maret ada peningkatan.
"Syukurnya, di tengah terjadi penurunan devisa, neraca perdagangan luar negeri Sumut masih surplus karena impor hanya 1,199 miliar dolar AS," kata Wien.
Impor Sumut itu sendiri turun lebih besar atau 7,09 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sudah sebesar 1,291 miliar dolar AS.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah menyebutkan, penurunan devisa Sumut pada triwulan I memang tidak bisa dhindari karena harha ekspor karet masih lemah di bawah 2 dolar AS per kg.
Padahal, karet merupakan pemberi terbesar kedua dalam penerimaan devisa Sumut setelah produk sawit.
Data menunjukkan, devisa dari karet dan barang dari karet Sumut pada triwulan I 2014 turun 23,50 persen atau tinggal. 453,894 juta dolar AS.
"Kalau devisa dari karet turun, apalagi diikuti oleh produk sawit,, sudah pasti nilai ekspor Sumut melemah," katanya.
Menurut Edy, turunnya harga jual karet dampak permintaan yang melemah dan berbagai faktor lainnya yang merupakan pengaruh krisis global.***2***Budi Suyanto
(T.E016/C/B. Suyanto/B. Suyanto)