Oleh Evalisa Siregar
Medan, 6/2 (Antara)- Bahan baku penolong masih tetap mendominasi nilai impor Sumatera Utara di tengah terjadinya penurunan total impor tahun lalu sebesar 1,08 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono, di Medan, Kamis, menyebutkan, nilai bahan baku penolong pada tahun 2013 mencapai 3,078 miliar dolar AS dari total impor Sumut di tahun itu yang 5,108 miliar dolar AS.
"Meski nilai impor bahan baku penolong Sumut tahun 2013 turun 2,96 persen dibandingkan periode sama 2012 yang sudah mencapai 3,172 miliar dolar AS, tetapi kelompok barang itu masih mendominasi," katanya.
Tahun lalu sendiri, nilai impor Sumut turun 1,08 persen dari 2012 yang sudah 5,164 miliar dolar AS.
Menurut dia, setelah bahan baku penolong, nilai impor terbesar kedua Sumut berasal dari barang konsumsi atau mencapai 1,201 miliar dolar AS dan disusul barang modal 828,053 juta dolar AS.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa menyebutkan, operasional industri di Sumut memang masih aktif meski krisis energi khususnya gas mengganggu kinerja.
Dia juga mengakui, bahwa sebagin industri di Sumut masih tergantung dengan bahan baku impor seperti baja dan besi, plastik hingga mesin.
"Tetapi sepanjang impor untuk mendukung produksi tentunya tidak masalah," katanya.
Meski demikian, kata dia, sebaiknya Pemerintah belajar dari ketergantungan impor perusahaan dan bisa mendorong tumbuhnya industri yang bisa memproduksi kebutuhan industri.
"Selain melepas ketergantungan impor, adanya industri penghasil bahan baku yang dibutuhkan tentunya meningkatkan geliat bisnis dan termasuk menyerap tenaga kerja di dalam negeri," katanya. (E016) Susilo/T. Susilo) 06-02-2014 12:52:57
Impor Sumut Didominasi Bahan Baku Penolong
Kamis, 6 Februari 2014 14:16 WIB 947