Pematangsiantar, 13/12 (Antarasumut) – Sejumlah pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Pematangsiantar mulai menekuni pembuatan bubuk kopi secara sederhana dengan target pasar dari kalangan pertemanan.
“Kopi tidak lagi menjadi sebuah kebiasaan rakyat biasa, tetapi sudah menjadi gaya hidup di kota-kota besar. Dan ini memberi peluang untuk berbisnis di salahsatu komoditi hortikultura ini,” kata Mulkan Sinaga, Jumat.
Karyawan di sebuah perusahaan yang akhirnya mengundurkan diri untuk membuka penggilingan kopi ini pun memulai usahanya di pertengahan 2011 lalu, dan memerodukdi kemasan bermerek JQ Kopi ukuran satu kilogram senilai Rp48.000.
“Saya lebih memilih kopi robusta karena rasa kopinya begitu terasa,” ujar pria penikmat kopi yang orang tua petani kopi serta tanah kampung kelahiran sangat cocok untuk tanaman ini dan ini yang menjadi alasannya menjadi pedagang kopi.
Mulkan mengakui kesulitan memperoleh bahan baku kopi robusta yang mulai langka ditanam karena petani kopi di kawasan Kabupaten Simalungun banyak beralih ke jenis arabika yang pemasarannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.
“Untuk saat ini pasokan berasal dari Kecamatan Dolok Pardamean, Raya, Pamatang Raya dan Sidamanik dengan produksi 70 kilogram dalam sepekan. Saya pasarkan melalui rekan-rekan di Riau, Siantar, Simalungun dan Jakarta,” kata Mulkan.