Medan, 24/8 (Antara) - Neraca perdagangan Sumatera Utara (Sumut) dengan China diperkirakan semakin besar karena permintaan CPO dan karet tetap ada meski krisis ekonomi melanda negara itu.
"Diperkirakan tetap surplus bahkan lebih besar dari tahun lalu karena negara itu masih termasuk pengimpor terbesar karet dan CPO Sumut,"kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suharno di Medan, Sabtu.
Meski dilanda krisis, hingga dewasa ini, permintaan karet dan CPO China masih berlangsung walau dengan tren melemah.
Hingga Mei lalu, surplus perdagangan Sumut-China sebesar 107,295 juta dolar AS yang dihitung dari ekspor sebesar 493,302 juta dolar AS dan impor 386, 007 juta dolar AS.
Selain ekspor meningkat, impor Sumut dari China mulai berkurang.
Pada tahun ini, nilai ekspor naik menjadi 493, 302 juta dolar AS dari 370, 857 juta dolar AS pada Januari-Mei 2012.
Sementara impor Sumut dari China tinggal 386,007 juta dolar AS dari 410,562 juta dolar AS di periode sama 2012.
Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun mengatakan China dan India memang masih menjadi pembeli utama CPO Indonesia khususnya asal Sumut.
Namun diakui dampak krisis global yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di China, impor China atas komoditas itu melemah.
Syukur, kata dia, permintaan dari beberapa negera seperti Pakistan naik sehingga ekspor CPO tidak terlalu terganggu.***3***
(T.E016/B/Setiyono/Setiyono)