Medan, 13/8 (Antara) - Devisa Sumatera Utara dari ekspor non migas tahun 2013 diprediksi turun atau di bawah realisasi tahun 2012 yang mencapai 10,383 miliar dolar AS, terkait dengan masih rendahnya permintaan dan harga jual berbagai komoditas di pasar internasional.
"Keyakinan akan masih rendahnya nilai ekspor melihat realisasi devisa pada semester I yang juga masih kecil atau hanya 4,80 miliar dolar AS," kata Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, di Medan, Selasa.
Nilai ekspor Sumut pada semester I itu sendiri turun sebesar 6,86 persen dibanding periode sama tahun 2012 yang sudah 5,163 miliar dolar AS.
Penurunan devisa terjadi karena permintaan dan harga jual yang tren menurun dampak krisis global.
Kalau benar nilai devisa Sumut tahun ini di bawah angka 2012, maka itu berarti penurunan nilai ekspor terjadi dua tahun berturut-turut karena di 2011 nilai perdagangan daerah itu sempat mencapai 11,883 miliar dolar AS.
"Dampak krisis global memang masih sangat dirasakan pengusaha," katanya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno, menyebutkan,secara volume, ekspor justru bertambah banyak.
Pada semester I tahun lalu volume ekspor masih 3.877.401 ton, maka di semester I 2013 sudah 4.506.468 ton.
"Meski volume ekspor naik, devisa memang turun karena harga jual turun," katanya.(E016)