Medan, 11/2 (Antara) - Pembangunan Bendungan Serba Guna Lau Simeme di Desa Kuala Dekah, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, terkendala Surat Keputusan Menteri Kehutanan 44/2005 karena lokasinya masih dikategorikan sebagai kawasan hutan.
Usai meninjau lokasi di Desa Kuala Dekah, Sibiru-biru, Ketua Komisi D Bidang Pembangunan DPRD Sumut Guntur Manurung di Medan, Senin mengatakan, SK Menhut itu menyebabkan Pemkab Deli Serdang belum dapat menerbitkan izin lokasi untuk pembangunan bendungan tersebut.
Dengan belum adanya izin lokasi yang disebabkan SK Menhut tersebut, pembangunan bendungan itu belum dapat direalisasikan.
Padahal studi untuk pembangunan bendungan serba guna tersebut telah dilakukan sejak tahun 2006 dan desainnya sudah disiapkan Balai Wilayah Sungai 2.
Selain itu, proses pembebasan lahan juga tidak sulit dilakukan karena sangat sedikit pemukiman warga yang berada di areal pembangunan bendungan tersebut.
"Hanya sekitar 15 kepala keluarga. Lagi pula, mereka rela untuk dipindahkan," katanya.
Meski demikian, pihaknya mendapatkan kabar gembira jika usulan revisi SK Menhut tersebut akan selesai sehingga pembangunan bendungan itu dapat dilakukan.
Selanjutnya, Komisi D DPRD Sumut akan mendesak Kementerian Pekerjaan Umum untuk mempercepat pembangunan bendungan serba guna yang memberikan manfaat besar bagi warga Sumut, terutama Kota Medan dan sekitar.
"Rencananya, bulan ini juga kami akan mendatangi kementerian PU," kata politisi Partai Demokrat itu.
Guntur menjelaskan, Bendungan Serba Guna Lau Simeme tersebut akan dibangun di atas lahan dengan luas sekitar 200 hektare di Kecamatan Sibiru-biru, Deli Serdang.
Jika dapat dibangunan, keberadaan bendungan serba guna tersebut akan dapat mengendalikan debit air yang sering menjadi penyebab banjir dan genangan air di Kota Medan dan sekitarnya.
Debit air yang dikumpulkan di bendungan itu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk diolah PDAM Tirtanadi atau perusahan guna menjadi air minum.
Selain itu, air yang akan ditampung di bendungan tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk mengairi persawahan masyarakat yang berada di sekitarnya.
Bahkan, berdasarkan kajian yang dilakukan, debit air di bendungan itu nantinya juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya untuk melahirkan energi listrik.
"Mungkin, sekitar 3 MW akan mampu dihasilkan," katanya.
Sebelumnya, dalam pertemuan Forum Ketua Menteri dan Gubernur (Chief Minister and Governors Forum/CMGF) Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-8 di Medan pada awal Desember 2011, Pelaksana Tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho Gatot mengatakan, Bendungan Serba Guna Lau Simeme memiliki nilai yang strategis karena dapat mengatasi permasalahan banjir di Kota Medan yang merupakan ibukota Provinsi Sumut.
Selain itu, infrastruktur tersebut juga mampu menyediakan ketersediaan air untuk diolah menjadi air bersih sebanyak 3.000 liter per detik. ***2*** (T.I. Arfa/B/S. Muryono/S. Muryono) 11-02-2013 19:08:07
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
Usai meninjau lokasi di Desa Kuala Dekah, Sibiru-biru, Ketua Komisi D Bidang Pembangunan DPRD Sumut Guntur Manurung di Medan, Senin mengatakan, SK Menhut itu menyebabkan Pemkab Deli Serdang belum dapat menerbitkan izin lokasi untuk pembangunan bendungan tersebut.
Dengan belum adanya izin lokasi yang disebabkan SK Menhut tersebut, pembangunan bendungan itu belum dapat direalisasikan.
Padahal studi untuk pembangunan bendungan serba guna tersebut telah dilakukan sejak tahun 2006 dan desainnya sudah disiapkan Balai Wilayah Sungai 2.
Selain itu, proses pembebasan lahan juga tidak sulit dilakukan karena sangat sedikit pemukiman warga yang berada di areal pembangunan bendungan tersebut.
"Hanya sekitar 15 kepala keluarga. Lagi pula, mereka rela untuk dipindahkan," katanya.
Meski demikian, pihaknya mendapatkan kabar gembira jika usulan revisi SK Menhut tersebut akan selesai sehingga pembangunan bendungan itu dapat dilakukan.
Selanjutnya, Komisi D DPRD Sumut akan mendesak Kementerian Pekerjaan Umum untuk mempercepat pembangunan bendungan serba guna yang memberikan manfaat besar bagi warga Sumut, terutama Kota Medan dan sekitar.
"Rencananya, bulan ini juga kami akan mendatangi kementerian PU," kata politisi Partai Demokrat itu.
Guntur menjelaskan, Bendungan Serba Guna Lau Simeme tersebut akan dibangun di atas lahan dengan luas sekitar 200 hektare di Kecamatan Sibiru-biru, Deli Serdang.
Jika dapat dibangunan, keberadaan bendungan serba guna tersebut akan dapat mengendalikan debit air yang sering menjadi penyebab banjir dan genangan air di Kota Medan dan sekitarnya.
Debit air yang dikumpulkan di bendungan itu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk diolah PDAM Tirtanadi atau perusahan guna menjadi air minum.
Selain itu, air yang akan ditampung di bendungan tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk mengairi persawahan masyarakat yang berada di sekitarnya.
Bahkan, berdasarkan kajian yang dilakukan, debit air di bendungan itu nantinya juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya untuk melahirkan energi listrik.
"Mungkin, sekitar 3 MW akan mampu dihasilkan," katanya.
Sebelumnya, dalam pertemuan Forum Ketua Menteri dan Gubernur (Chief Minister and Governors Forum/CMGF) Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-8 di Medan pada awal Desember 2011, Pelaksana Tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho Gatot mengatakan, Bendungan Serba Guna Lau Simeme memiliki nilai yang strategis karena dapat mengatasi permasalahan banjir di Kota Medan yang merupakan ibukota Provinsi Sumut.
Selain itu, infrastruktur tersebut juga mampu menyediakan ketersediaan air untuk diolah menjadi air bersih sebanyak 3.000 liter per detik. ***2*** (T.I. Arfa/B/S. Muryono/S. Muryono) 11-02-2013 19:08:07
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013