Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara melakukan pendampingan terhadap bencana yang terjadi Kabupaten Tapanuli Selatan dengan melakukan kajian cepat.

"Kita sudah melakukan pendampingan melalui kajian cepat terhadap bencana yang terjadi di Tapanuli Selatan," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati, di Medan, Jumat.

Yuyun sapaan akrabnya mengatakan kajian cepat itu merupakan upaya kegiatan yang dilakukan untuk memberi gambaran dampak buruk dari bencana tersebut.

Nantinya, kata dia, kajian itu akan menentukan tindakan yang lebih lanjut dalam penanganan bencana yang terjadi di wilayah itu.

"Kami sudah melakukan pendampingan itu," kata dia.

Terkait bantuan logistik, kata dia, pihaknya juga akan mempersiapkan dukungan bantuan yang dibutuhkan oleh masyarakat yang terdampak banjir bandang.

"Untuk bantuan masih dapat dipenuhi oleh pemerintah setempat dan kita juga sudah menyiapkan dukungan bantuan logistik," kata dia.

Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Provinsi Sumatera Utara sebelumnya mencatat data sementara bahwa banjir bandang yang melanda dua desa itu mengakibatkan 495 kepala keluarga (KK) terdampak.

Adapun ke-495 KK yang terdampak terdiri atas 385 KK di Desa Kota Tua dan 110 KK di Desa Simaninggir.

Dari total rumah yang terdampak berdasarkan laporan Pusdalops PB Sumut itu, sekitar 250 KK mengungsi akibat banjir bandang tersebut.

Plt Kalaksa BPBD Tapsel Puput Mashuri mengatakan banjir bandang itu terjadi akibat meluapnya Sungai Aek Mardua yang membawa material kayu serta lumpur dan menghantam permukiman warga.

"Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat penanganan dan pemulihan," ujar Mashuri.

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024