Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengoptimalkan seluruh pos pelayanan terpadu (posyandu) hingga 100 persen yang tersebar di semua desa maupun kelurahan di wilayah ini guna mempercepat intervensi demi mencegah stunting.

Penjabat Gubernur Sumatera Utara Hassanudin mengatakan penanganan stunting memerlukan berbagai inovasi karena persoalan tersebut merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan anak-anak.

“Stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan potensi masa depan mereka. Diperlukan berbagai inovasi dalam menurunkan prevalensi stunting. Salah satu upaya yang sangat strategis adalah melalui aktivasi dan optimalisasi posyandu 100 persen," ujar Hassanudin usai monitoring intervensi serentak pencegahan stunting, di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Senin.

Menurut dia, prevalensi angka stunting dapat diturunkan secara maksimal, jika seluruh posyandu yang ada di Sumut dioptimalkan.

Posyandu, lanjut dia, memiliki peran krusial sebagai ujung tombak dalam memberikan layanan kesehatan, pelatihan kader, edukasi, gizi, dan pemantauan pertumbuhan anak serta penimbangan 100 persen.

"Saya optimistis peran posyandu yang aktif, produktif, dan kolaboratif akan mampu menyukseskan penurunan stunting," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, mantan Pangdam I Bukit Barisan ini mengapresiasi pencapaian Kabupaten Langkat yang berhasil menekan prevalensi stunting sebesar 1,70 persen pada tahun 2023 menjadi 16,90 persen.

Hassanudin menjelaskan Kabupaten Langkat merupakan daerah ketiga yang memiliki posyandu terbanyak dengan 1.246 unit yang sudah dilengkapi dengan alat antropometri standar.

Untuk itu, dia mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya kader posyandu di wilayah itu untuk terus berkomitmen menurunkan prevalensi stunting sehingga target nasional dapat tercapai di Sumut.

"Ini adalah prestasi yang patut kita banggakan dan contoh bagi daerah lain di Sumut. Namun, kita tidak boleh berhenti bergerak, akselerasi penurunan stunting melalui gerakan intervensi yang paripurna, harus terus kita lakukan dengan metode yang inovatif dan adaptif," kata dia.

Hassanudin mengemukakan berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka prevalensi stunting di Sumatera Utara berhasil turun menjadi 18,9 persen atau berkurang sekitar 2,2 persen, dari tahun 2022 sebesar 21,1 persen.

"Kita harus bersinergi, bersama-sama agar apa yang kita targetkan tercapai, termasuk partisipasi masyarakat," ujar dia.

Penjabat Bupati Langkat HM Faisal Hasrimy mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen menurunkan angka prevalensi stunting dengan menargetkan 10 persen pada tahun 2024.

"Alhamdulillah, kita sudah bisa turunkan 1,70 persen. Artinya sudah ada bukti penurunannya dan target kami pada tahun ini bisa kami turunkan menjadi 10 persen," ujar dia.

Ia mengaku kehadiran Penjabat Gubernur Sumut bersama Pj Ketua Tim PKK Sumut Dessy Hassanudin dan rombongan menjadi motivasi bagi Pemerintah Kabupaten Langkat dalam menurunkan stunting secara masif.

“Alhamdulillah, dari dana desa juga sudah kami alokasikan, kami semua bergerak serentak untuk melakukan intervensi penanganan stunting. Bahkan hari ini saya sudah perintahkan Sekretaris Daerah untuk langsung mengecek by name, by address, masyarakat ataupun anak-anak kita yang terindikasi stunting. Bukan lagi yang terindikasi, kita akan lakukan intervensi secara nyata," kata dia.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemprov optimalkan seluruh posyandu di Sumut cegah stunting

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024