Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) atau Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) menyatakan, Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi besar untuk mengembangkan pasar fisik minyak sawit mentah (CPO).

"Kami berharap pelaku CPO yang ada di Sumut bisa memanfaatkan mekanisme perdagangan pasar fisik CPO," ujar Direktur BKDI Yugieandy T Saputra dalam keterangannya di Medan, Senin.

Menurut Yugieandy, potensi sawit Sumatra Utara terlihat lantaran memiliki perkebunan kelapa sawit yang luas. Pada tahun 2022, Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut menyatakan luas perkebunan kelapa sawit di provinsi ini mencapai 1.379.442 hektare.

Dari sisi pelaku usaha, pada tahun yang sama, Direktori Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Provinsi Sumatera Utara menyebut, ada 327 perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumut.

Oleh sebab itu, agar semakin banyak pengusaha CPO Sumut yang terlibat dalam pasar fisik tersebut, Yugieandy menyebut pihaknya melakukan sosialisasi di Medan.

BKDI menggelar dua acara untuk itu yakni, pertama, acara "Kupas Tuntas Bursa CPO di Indonesia" bekerja sama dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) pada 16 Mei 2024.

Kemudian, sosialisasi bursa CPO yang dilakukan bersamaan dengan rapat anggota tahunan Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), 17 Mei 2024.

Adapun pasar fisik CPO merupakan transaksi jual beli CPO melalui sarana elektronik yang difasilitasi atau diselenggarakan oleh Bursa CPO.

"Yang lebih penting adalah manfaat yang bisa diterima pelaku ketika bertransaksi CPO di bursa," kata Yugieandy.

Dia menegaskan, BKDI (ICDX) terus berupaya membuat bursa CPO nasional semakin aktif.

Yugieandy pun optimistis perdagangan CPO di bursa akan menjadi pilihan bagi pelaku perdagangan CPO di Indonesia.

"ICDX selaku bursa akan menjalankan sebaik-baiknya dengan tata kelola yang baik, transparan dan akuntabel," tutur dia.

Pelaksanaan bursa CPO di Indonesia dimulai sejak Oktober 2023, ketika Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menunjuk ICDX sebagai penyelenggara pasar fisik CPO melalui bursa.

Dengan seperti itu, baik pelaku, pembeli maupun penjual akan bertemu dalam wadah perdagangan di bursa, sehingga terjadi pembentukan harga (price discovery) yang kemudian akan terjadi harga acuan (price reference).

Melalui mekanisme tersebut, harga yang tercipta di bursa akan menjadi rujukan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani.

Terkait perdagangan pasar fisik bursa CPO, ICDX menyebut, sampai kuartal I tahun 2024, transaksi yang terjadi sebanyak 3.962 lot. Nilai itu setara dengan 19.810 ton CPO dengan perhitungan satu lot sama dengan lima ton.

Untuk jumlah peserta di bursa CPO, sampai dengan 25 April 2024 tercatat sebanyak 48 peserta.

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024