Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Sumatera Utara menerapkan program desentralisasi atlet sebagai upaya lebih mematangkan persiapan menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024.
Ketua FOPI Sumut Liliana Puspa Sari di Medan Selasa, mengatakan, pihaknya terus memaksimalkan persiapan atlet binaannya demi memenuhi target maksimal nantinya di PON 2024 dan berbagai program pembinaan yang sudah disusun diminta untuk terus diseriuskan oleh semua atlet.
Keseriusan itu terlihat dengan program desentralisasi atlet dengan menyediakan mess atau penginapan. Semua ini dilakukan agar atlet bisa benar-benar fokus berlatih.
"Biar fokus juga. Supaya pulang latihan tidak ke mana-mana lagi. Kan resiko juga. Dengan desentralisasi itu, semua atlet akan lebih terpantau sehingga semua program pembinaan benar benar berjalan sebagaimana mestinya, " katanya.
Desentralisasi atlet petanque Sumut dilakukan, demi menjaga target meraih dua emas di PON 2024. Target tersebut terbilang tak muluk-muluk, kendati cabang petanque dipastikan tak jadi mentas di Sumut pada PON 2024, melainkan berpindah ke Aceh.
"Permintaan Aceh (pindah tuan rumah). Sepertinya tukar dengan cabor golf," katanya.
Berpindahnya tuan rumah cabang olahraga petanque ke Aceh, membuat sejumlah nomor pertandingan ikut hilang. Padahal Aceh merupakan salah satu provinsi terkuat dalam cabang petanque.
"Saat di Sumut awalnya ada 15 nomor yang akan dipertandingkan dan target kita tiga emas. Kini tersisa 13 nomor saja. Peluangnya mungkin berkurang dan target kita dua emas," katanya.
Ke-13 nomor yang akan dipertandingkan nanti adalah shooting man - woman, single man - woman, double man - woman, triple man - woman, beregu man, woman, serta nomor campuran yang terdiri dari double, triple 2 putra - 1 putri dan triple 1 putra - 2 putri.
Untuk menjaga peluang dan target itu, pihaknya ingin melanjutkan sejumlah program latihan yang sempat tertunda tahun lalu, di antaranya rencana try out ke Thailand.
"Thailand bagus sebagai tempat try out. Di sana petanque sudah maju dan banyak turnamen digelar di sana, " katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Ketua FOPI Sumut Liliana Puspa Sari di Medan Selasa, mengatakan, pihaknya terus memaksimalkan persiapan atlet binaannya demi memenuhi target maksimal nantinya di PON 2024 dan berbagai program pembinaan yang sudah disusun diminta untuk terus diseriuskan oleh semua atlet.
Keseriusan itu terlihat dengan program desentralisasi atlet dengan menyediakan mess atau penginapan. Semua ini dilakukan agar atlet bisa benar-benar fokus berlatih.
"Biar fokus juga. Supaya pulang latihan tidak ke mana-mana lagi. Kan resiko juga. Dengan desentralisasi itu, semua atlet akan lebih terpantau sehingga semua program pembinaan benar benar berjalan sebagaimana mestinya, " katanya.
Desentralisasi atlet petanque Sumut dilakukan, demi menjaga target meraih dua emas di PON 2024. Target tersebut terbilang tak muluk-muluk, kendati cabang petanque dipastikan tak jadi mentas di Sumut pada PON 2024, melainkan berpindah ke Aceh.
"Permintaan Aceh (pindah tuan rumah). Sepertinya tukar dengan cabor golf," katanya.
Berpindahnya tuan rumah cabang olahraga petanque ke Aceh, membuat sejumlah nomor pertandingan ikut hilang. Padahal Aceh merupakan salah satu provinsi terkuat dalam cabang petanque.
"Saat di Sumut awalnya ada 15 nomor yang akan dipertandingkan dan target kita tiga emas. Kini tersisa 13 nomor saja. Peluangnya mungkin berkurang dan target kita dua emas," katanya.
Ke-13 nomor yang akan dipertandingkan nanti adalah shooting man - woman, single man - woman, double man - woman, triple man - woman, beregu man, woman, serta nomor campuran yang terdiri dari double, triple 2 putra - 1 putri dan triple 1 putra - 2 putri.
Untuk menjaga peluang dan target itu, pihaknya ingin melanjutkan sejumlah program latihan yang sempat tertunda tahun lalu, di antaranya rencana try out ke Thailand.
"Thailand bagus sebagai tempat try out. Di sana petanque sudah maju dan banyak turnamen digelar di sana, " katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024