Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor dan impor di Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan pada Agustus 2023 bila dibandingkan bulan sebelumnya.
"Untuk ekspor, nilainya turun 4,65 persen menjadi 924,97 juta dolar AS," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Sumut, Senin.
Sementara, nilai impor pada Agustus 2023, turun 14,83 persen menjadi 482,529 juta dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya.
Meski demikian, menurut dia, pada Agustus 2023, jumlah ekspor barang sektor industri Sumut naik menjadi 94,94 persen, lebih tinggi daripada Juli 2023 yang 89,17 persen.
Adapun sektor ekspor Sumut lainnya pada Agustus 2023 adalah pertanian (5,06 persen).
Bedanya dengan Juli 2023, pada Agustus 2023 Sumut tidak mengekspor hasil pertambangan dan penggalian.
Sementara, jika dilihat secara tahunan, nilai ekspor Sumut pada Agustus 2023 turun 31,37 persen dibandingkan Agustus 2022 (1,35 miliar dolar AS).
Pada Agustus 2023, China menjadi negara yang paling banyak menerima barang ekspor Sumut yakni senilai 183,99 juta dolar AS (19,89 persen).
Setelah itu, ada Amerika Serikat dengan 100,04 juta dolar AS (10,82 persen) dan India dengan 85,44 persen (9,24 persen).
Untuk negara Asia di luar ASEAN, nilai ekspor Sumut mencapai 380,71 juta dolar AS (41,16 persen) dan negara ASEAN 122,48 juta dolar AS (13,24 persen).
Untuk impor secara tahunan, Nurul mengatakan nilai impor sebesar 482,529 juta dolar pada Agustus 2023 tersebut turun 5,75 persen dibandingkan Agustus 2022 (511,958 juta dolar AS).
Pada Agustus 2023, volume impor barang modal turun menjadi 7,64 persen dibandingkan Juli 2023 (12,29 persen).
Untuk barang konsumsi dan bahan baku penolong mengalami kenaikan masing-masing menjadi 12,46 persen (bulan sebelumnya 11,17 persen) dan 79,90 persen (bulan sebelumnya 76,54 persen).
Seperti ekspor, China juga merupakan mitra impor terbesar Sumut pada Agustus 2023 dengan nilai impor mencapai 109 juta dolar AS (22,59 persen).
Setelah China, Singapura berstatus negara pengekspor barang terbesar kedua ke Sumut dengan nilai Rp87,73 juta dolar AS (20 persen). Ketiga adalah Amerika Serikat dengan nilai impor 49,21 juta dolar AS (10,20 persen).
Nilai impor Sumut dari negara-negara Asia di luar ASEAN mencapai 148,62 juta dolar AS (30,80 persen) dan 153,44 juta dolar AS (31,80 persen) dari negara-negara ASEAN.
Akan tetapi, meski nilai ekspor dan impor menukik, surplus perdagangan Sumut pada Agustus 2023 meningkat menjadi 442,437 juta dolar AS. Pada Juli 2023, surplus tersebut 403,529 juta dolar AS.
Surplus terbesar Sumut pada Agustus 2023 datang dari perdagangan dengan China yakni 75 juta dolar AS, lalu India (63 juta dolar AS) dan Amerika Serikat (51 juta dolar AS).
Defisit terbanyak datang dari proses jual beli dengan Singapura (82 juta dolar AS), kemudian Australia (24 juta dolar AS) dan Brasil (15 juta dolar AS).
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Untuk ekspor, nilainya turun 4,65 persen menjadi 924,97 juta dolar AS," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Sumut, Senin.
Sementara, nilai impor pada Agustus 2023, turun 14,83 persen menjadi 482,529 juta dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya.
Meski demikian, menurut dia, pada Agustus 2023, jumlah ekspor barang sektor industri Sumut naik menjadi 94,94 persen, lebih tinggi daripada Juli 2023 yang 89,17 persen.
Adapun sektor ekspor Sumut lainnya pada Agustus 2023 adalah pertanian (5,06 persen).
Bedanya dengan Juli 2023, pada Agustus 2023 Sumut tidak mengekspor hasil pertambangan dan penggalian.
Sementara, jika dilihat secara tahunan, nilai ekspor Sumut pada Agustus 2023 turun 31,37 persen dibandingkan Agustus 2022 (1,35 miliar dolar AS).
Pada Agustus 2023, China menjadi negara yang paling banyak menerima barang ekspor Sumut yakni senilai 183,99 juta dolar AS (19,89 persen).
Setelah itu, ada Amerika Serikat dengan 100,04 juta dolar AS (10,82 persen) dan India dengan 85,44 persen (9,24 persen).
Untuk negara Asia di luar ASEAN, nilai ekspor Sumut mencapai 380,71 juta dolar AS (41,16 persen) dan negara ASEAN 122,48 juta dolar AS (13,24 persen).
Untuk impor secara tahunan, Nurul mengatakan nilai impor sebesar 482,529 juta dolar pada Agustus 2023 tersebut turun 5,75 persen dibandingkan Agustus 2022 (511,958 juta dolar AS).
Pada Agustus 2023, volume impor barang modal turun menjadi 7,64 persen dibandingkan Juli 2023 (12,29 persen).
Untuk barang konsumsi dan bahan baku penolong mengalami kenaikan masing-masing menjadi 12,46 persen (bulan sebelumnya 11,17 persen) dan 79,90 persen (bulan sebelumnya 76,54 persen).
Seperti ekspor, China juga merupakan mitra impor terbesar Sumut pada Agustus 2023 dengan nilai impor mencapai 109 juta dolar AS (22,59 persen).
Setelah China, Singapura berstatus negara pengekspor barang terbesar kedua ke Sumut dengan nilai Rp87,73 juta dolar AS (20 persen). Ketiga adalah Amerika Serikat dengan nilai impor 49,21 juta dolar AS (10,20 persen).
Nilai impor Sumut dari negara-negara Asia di luar ASEAN mencapai 148,62 juta dolar AS (30,80 persen) dan 153,44 juta dolar AS (31,80 persen) dari negara-negara ASEAN.
Akan tetapi, meski nilai ekspor dan impor menukik, surplus perdagangan Sumut pada Agustus 2023 meningkat menjadi 442,437 juta dolar AS. Pada Juli 2023, surplus tersebut 403,529 juta dolar AS.
Surplus terbesar Sumut pada Agustus 2023 datang dari perdagangan dengan China yakni 75 juta dolar AS, lalu India (63 juta dolar AS) dan Amerika Serikat (51 juta dolar AS).
Defisit terbanyak datang dari proses jual beli dengan Singapura (82 juta dolar AS), kemudian Australia (24 juta dolar AS) dan Brasil (15 juta dolar AS).
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023