Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Provinsi Sumatera Utara Ilyas S Sitorus mengajak semua pihak untuk memahami pentingnya membatasi penggunaan gawai (gadget) pada anak, karena berdampak pada kesehatan, baik psikis maupun fisik.
"Dampaknya kalau kebablasan bukan hanya psikis, tetapi juga kesehatan fisik, karena kelamaan menggunakan gadget,” ujar Ilyas pada acara pelantikan Pengurus Pusat Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) di Medan, Senin.
Menurut Ilyas Sitorus, persaingan generasi muda saat ini dan ke depannya semakin ketat, sehingga keunggulan secara fisik juga harus diperhatikan sejak dini.
"Bukan hanya keunggulan kecerdasan dan moral, tetapi juga keunggulan secara fisik," kata Ilyas.
Ia mengatakan ini harus menjadi perhatian bersama, karena pada tahun 2024, Indonesia mengalami bonus demografi yang perlu dipersiapkan agar potensi ini maksimal.
"Kita orang tua, saat ini perlu mempersiapkan mereka, anak-anak kita agar bonus demografi ini tidak menjadi bencana demografi, karena mereka lemah secara fisik,” kata Ilyas
Sementara itu, Pendiri Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Ridha Dharmajaya mengatakan saat ini banyak anak yang mengalami kelainan pada tulang leher.
Menurutnya, hal itu dikarenakan banyak anak yang menggunakan gawai pada posisi yang tidak baik.
“Berat otak kita itu sekitar 2 persen dari berat tubuh, ditambah tulang rahang, kulit dan lainnya 5 kg, kalau kita membungkuk beratnya bertambah dan kalau itu lama akan mempengaruhi tulang leher,” ujar Ridha Dharmajaya.
Ia menjelaskan bila tidak diantisipasi bisa membuat saraf mati, yang menyebabkan kelumpuhan. Hal ini yang ingin disampaikan GSGI kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan anak-anak.
“Sekarang anak usia dini sudah bisa menggunakan gawai, parahnya waktunya tidak dibatasi dengan posisi yang buruk, ini bisa berdampak sangat buruk bagi anak kita, sehingga sekarang sering kita temui anak-anak sudah sakit tulang belakang, tangan gemetar, mudah lelah, dan lainnya,” kata Ridha
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Dampaknya kalau kebablasan bukan hanya psikis, tetapi juga kesehatan fisik, karena kelamaan menggunakan gadget,” ujar Ilyas pada acara pelantikan Pengurus Pusat Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) di Medan, Senin.
Menurut Ilyas Sitorus, persaingan generasi muda saat ini dan ke depannya semakin ketat, sehingga keunggulan secara fisik juga harus diperhatikan sejak dini.
"Bukan hanya keunggulan kecerdasan dan moral, tetapi juga keunggulan secara fisik," kata Ilyas.
Ia mengatakan ini harus menjadi perhatian bersama, karena pada tahun 2024, Indonesia mengalami bonus demografi yang perlu dipersiapkan agar potensi ini maksimal.
"Kita orang tua, saat ini perlu mempersiapkan mereka, anak-anak kita agar bonus demografi ini tidak menjadi bencana demografi, karena mereka lemah secara fisik,” kata Ilyas
Sementara itu, Pendiri Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Ridha Dharmajaya mengatakan saat ini banyak anak yang mengalami kelainan pada tulang leher.
Menurutnya, hal itu dikarenakan banyak anak yang menggunakan gawai pada posisi yang tidak baik.
“Berat otak kita itu sekitar 2 persen dari berat tubuh, ditambah tulang rahang, kulit dan lainnya 5 kg, kalau kita membungkuk beratnya bertambah dan kalau itu lama akan mempengaruhi tulang leher,” ujar Ridha Dharmajaya.
Ia menjelaskan bila tidak diantisipasi bisa membuat saraf mati, yang menyebabkan kelumpuhan. Hal ini yang ingin disampaikan GSGI kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan anak-anak.
“Sekarang anak usia dini sudah bisa menggunakan gawai, parahnya waktunya tidak dibatasi dengan posisi yang buruk, ini bisa berdampak sangat buruk bagi anak kita, sehingga sekarang sering kita temui anak-anak sudah sakit tulang belakang, tangan gemetar, mudah lelah, dan lainnya,” kata Ridha
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023