Ketua KNPI Labuhanbatu Romario Simangunsong menyinggung kelayakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PT HPP yang baru beroperasi satu tahun.
"Kejadiannya sangat janggal dan itu harus tegas disikapi dan yang menelan korban sebanyak 4 orang," kata Romario, Minggu (7/5) sore di Rantauprapat.
Romario menjelaskan, pemerintah dan DPRD segera mengklarifikasi perijinan dan pengelolaan pembangunan Pabrik yang berdiri di atas lahan gambut tersebut. Sebab, pihaknya tidak ingin hal serupa terulang kembali terlebih sampai menelan korban jiwa.
Pihaknya juga meminta perusahaan untuk segera menyelesaikan terkait santunan ketenagakerjaan berdasarkan aturan dan rasa kemanusiaan.
"Pertanyaan kita, apakah layak sebuah PKS dibangun di atas tanah gambut ?, keluarga yang ditinggalkan juga harus difikirkan, itu tanggung jawab perusahaan," tegas tokoh muda yang akrab disapa Kinang ini.
Peristiwa tersebut ditangani pihak kepolisian. Kapolres Labuhanbatu AKBP. James Hasudungan Hutajulu belum dapat di hubungi, upaya konfirmasi melalui pesan singkat juga belum di respon.
Baca juga: Tangki limbah PKS meledak di Labuhanbatu, 4 pekerja tewas
Sebelumnya, empat orang tewas ketika tangki limbah pabrik kelapa sawit (PKS) m
ilik PT Hijau Prian Perdana (HPP) di Desa Sei Rakyat, Panai Tengah, Kabupaten Labuhanbatu meledak, Sabtu (6/5) sore.
Para korban yakni Rukman Galinging (51) warga Pasar Tiga, Kampung Agas Kabupaten Deli Serdang, Rizal (47) warga Marelan 5 Medan-Marelan, Marihot Silaen (38) warga Ampera, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhannatu dan Alex Manik (27) warga Selat Besar, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu.
Korban merupakan pekerja di PT CB Polaindo yang melakukan pengecatan atap tangki limbah setinggi 11 meter milik PT HPP.
Dari informasi yang diperoleh, sekira pukul 08.00 WIB para pekerja mulai melakukan pengecatan. Naas, sekira pukul 16.30 WIB tangki setinggi 11 meter tersebut meledak dan mengakibatkan 4 orang pekerja di atasnya terlempar sejauh 10 meter dengan luka serius di bagian kepala, dada dan kaki.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Kejadiannya sangat janggal dan itu harus tegas disikapi dan yang menelan korban sebanyak 4 orang," kata Romario, Minggu (7/5) sore di Rantauprapat.
Romario menjelaskan, pemerintah dan DPRD segera mengklarifikasi perijinan dan pengelolaan pembangunan Pabrik yang berdiri di atas lahan gambut tersebut. Sebab, pihaknya tidak ingin hal serupa terulang kembali terlebih sampai menelan korban jiwa.
Pihaknya juga meminta perusahaan untuk segera menyelesaikan terkait santunan ketenagakerjaan berdasarkan aturan dan rasa kemanusiaan.
"Pertanyaan kita, apakah layak sebuah PKS dibangun di atas tanah gambut ?, keluarga yang ditinggalkan juga harus difikirkan, itu tanggung jawab perusahaan," tegas tokoh muda yang akrab disapa Kinang ini.
Peristiwa tersebut ditangani pihak kepolisian. Kapolres Labuhanbatu AKBP. James Hasudungan Hutajulu belum dapat di hubungi, upaya konfirmasi melalui pesan singkat juga belum di respon.
Baca juga: Tangki limbah PKS meledak di Labuhanbatu, 4 pekerja tewas
Sebelumnya, empat orang tewas ketika tangki limbah pabrik kelapa sawit (PKS) m
ilik PT Hijau Prian Perdana (HPP) di Desa Sei Rakyat, Panai Tengah, Kabupaten Labuhanbatu meledak, Sabtu (6/5) sore.
Para korban yakni Rukman Galinging (51) warga Pasar Tiga, Kampung Agas Kabupaten Deli Serdang, Rizal (47) warga Marelan 5 Medan-Marelan, Marihot Silaen (38) warga Ampera, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhannatu dan Alex Manik (27) warga Selat Besar, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu.
Korban merupakan pekerja di PT CB Polaindo yang melakukan pengecatan atap tangki limbah setinggi 11 meter milik PT HPP.
Dari informasi yang diperoleh, sekira pukul 08.00 WIB para pekerja mulai melakukan pengecatan. Naas, sekira pukul 16.30 WIB tangki setinggi 11 meter tersebut meledak dan mengakibatkan 4 orang pekerja di atasnya terlempar sejauh 10 meter dengan luka serius di bagian kepala, dada dan kaki.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023