Anggota Komisi I DPRD Kota Medan Rudiyanto Simangunsong meminta warga Kota Medan, Sumatera Utara, menyikapi perbedaan Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah dengan saling menghormati.

"Pandangan kami perbedaan merayakan Hari Raya Idul Fitri adalah rahmat sekaligus bukti keberagaman bangsa Indonesia yang saling menghormati," kata Rudiyanto di Medan, Jumat. 

Perbedaan Hari Raya Idul Fitri, lanjut politisi ini, terjadi karena perbedaan metode penetapan hari kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh di bulan suci Ramadhan. 

Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada Sabtu, 22 April 2023, merupakan hasil sidang isbat di Jakarta, Kamis (20/4).

Sedangkan Muhammadiyah yang organisasi Islam besar di Indonesia menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada Jumat, 21 April 2023.
"Tidak perlu bersitegang akan perbedaan ini, dan mengklaim mana yang paling benar. Hal ini tidak menguntungkan, bahkan bisa memunculkan gesekan sosial yang tidak kita kehendaki," tegas Rudiyanto. 

Legislator ini juga mengajak semua pihak patut bersyukur dan mengapresiasi pemerintah, karena memberikan keluasan pilihan yang mana diyakini hari kemenangan bagi umat Islam.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan, Sumatera Utara, menggelar Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah di 54 lokasi di Medan, Jumat (21/4).
 
Data Pemerintah Kota Medan ada 1.115 masjid dan 653 mushola sebagai pusat kegiatan keagamaan umat Islam di Ibukota Provinsi Sumatera Utara.

"Kami mengajak kita semua untuk saling menghormati perbedaan tersebut dengan menjaga ukhuwah islamiah di antara kita," ungkap Rudiyanto merupakan politisi asal Kota Tanjungbalai ini. 

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023