Aksi pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati terus dilakukan PT Agincourt Resources Tambang Emas Martabe yang terletak di sisi barat pulau Sumatra,Kecamatan Batang Toru, Kabupaten  Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, diapresiasi PPKL dan BBKSDA.

Sebagai bukti nyata yang selama ini PT Agincourt Resources Tambang Emas Martabe dinilai merusak lingkungan terbantahkan dengan adanya berbagai program pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hati yang terus dilakukan oleh PTAR.

Sejak berproduksinya PTAR  pada 24 Juli 2012, dengan miliki basis sumber daya 6,5 juta ounce emas dan 64 juta ounce perak sampai dengan 30 Juni 2022.Dengan kapasitas operasi Tambang Emas Martabe lebih dari 7 juta ton bijih per tahun.

Untuk memproduksi lebih dari 200.000 ounce emas dan 1-2 juta ounce perak per tahun melibatkan lebih dari 3.000 karyawan dan kontraktor, sekitar 99 persen di antaranya warga negara Indonesia, dan lebih dari 70 persen berasal dari desa setempat.

PT Danusa Tambang Nusantara (PTDTN) pemegang saham terbesar 95 persen, PT Agincourt Resources dan PTDTN adalah anak usaha PT United Tractors Tbk, dengan kepemilikan saham 60 persen dan PT Pamapersada Nusantara dengan kepemilikan saham 40 persen sekaligus bagian dari grup usaha PT Astra International Tbk dan 5 persen saham PT Agincourt Resources dimiliki Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara.

Sejak  berproduksinya PTAR terus melakukan upayah peleatarian lingkungan, pada November 2022 lalu Tambang Emas Martabe telah menanam 1.000 bibit pohon produktif untuk menekan risiko luapan Sungai Garoga yang mengaliri di Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan. 

Jenis pohon yang ditanam pun dapat dimanfaatkan warga, seperti durian, alpukat, mangga, dan trembesi.

Tidak hanya itu saja, sebelumnya pada juni 2022, PTAR melakukan kegiatan penanaman 200 bibit pohon di SMKN 2 Pertambangan Batangtoru dan diiringi penyerahan 1.200 bibit pohon ke masyarakat sekitar area tambang di Batangtoru dan Muara Batangtoru.

Ribuan bibit pohon ditanam PTAR setiap tahunnya.Terhitung sejak 2012, total bibit pohon yang sudah ditanam di banyak titik di dalam dan di luar area Tambang Emas Martabe mencapai lebih dari 41.000 bibit pohon, dengan potensi produksi oksigen sekitar 18 juta kilogram per tahun dan penyerapan gas karbon sekitar 1 juta ton per tahun sebagai  upaya perlindungan pesisir laut. 

Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut (PPKPL) Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan, Dasrul Chaniago, saat ditemui usai menghadiri kegiatan penanaman bibit 30.000 bibit mangrove di lahan seluas 10.000 hektar dan pelepasan puluhan ribu kerang, Kamis (02/02) mengatakan.

Pembentukan ekosistem mangrove menjadi penting dilakukan mengingat Indonesia yang merupakan negara kedua dengan garis pantai terpanjang di dunia yang rentan terhadap perubahan iklim. Berdasarkan Peta Mangrove Nasional tahun 2021.Luas eksisting mangrove di Indonesia mencapai sekitar 3,3 juta hektar.

“Berbagai program pelastarian lingkungan yang terus dilakukan PTAR merupakan aksi yang sangat luar biasa. Tentu hal ini sangat kami apresiasi," kata Dasrul

Lanjutnya, kepada seluruh pihak yang telah terlibat didalam aksi tanam mangrove ini, bukan menjadi yang terakhir.

"Kami beharap kegiatan seperti ini terus dapat dukungan dan juga inovasi lainnya tentang perlindungan pesisirlaut," ucap Dasrul.

Dikesmpatan tersebut, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan, Indra Exploitasia dan Kepala BBKSDA Sumatra Utara, Rudianto Saragih Napitu juga memberikan apresiasi kepada PTAR.

"Berbagai aksi nyata telah dilakukan PTAR untuk pelastarian lingkungan, hari ini PTAR telah tanam 30.000 bibit mangrove dan penyemaian20.000 bibit kerang merupakan kontribusi dari PTAR terhadap pelestarian keanekaragaman hayati,utamanya di kawasan pesisir," kata Indra.

Lanjutnya, menanam kebaikan dengan melakukan penanaman bibit mangrove akan menjadi kontribusi menuju Visi
2050 Living in Hamony with Nature.

"Kedepannya kita harus dapat duduk berdampingan dengan alam. sesuai dengan tema hari ini "Dari Hati Untuk Bumi” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BBKSDA Sumatra Utara, Rudianto Saragih Napitu juga menyampaikan apresiasi.

"Aksi tanam mangrove ini merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan, kesejahteraan masyarakat, dan
keberlangsungan hidup selanjutnya, Kami memberikan apresiasi kepada para petani, juga kepada PTAR yang peduli terhadap lingkungan hidup termasuk keanekaragaman hayati, kedepan aksi ini dapat terus kita lakukan," ucap Rianto.



Pewarta : Tamy

Keterangan foto : Seluruh tamu undangan saat penanaman bibit 30.000 bibit mangrove pelepasan puluhan ribu kerang, dilokasi lahan basa Desa Aek Garut, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kamis (02/02).

Pewarta: Tamy

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023