Belum usai kasus Penyakit Kuku dan Mulut (PMK), dalam beberapa waktu terakhir ini Sapi dan Kerbau warga di Kabupaten Mandailing Natal kembali diserang penyakit Septicaemia Epizootia (SE) atau penyakit ngorok.
Hingga saat ini terdata sudah ada delapan ternak yang terdiri dari empat Sapi dan empat Kerbau di kabupaten itu yang mati akibat terjangkit penyakit itu.
Kepala Dinas Pertanian Mandailing Natal, Siar Nasution yang didampingi Kabid Peternakan, Aswar Anwar Lubis kepada ANTARA, Selasa (17/1) menyampaikan, kasus terindikasi (suspek) penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootuca (SE) pada Sapi dan Kerbau itu pertama kali ditemukan di Madina di Desa Batang Gadis Jae dan Desa Batang Gadis Julu Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara.
"Hingga saat ini sudah ada delapan ternak yang terdata mati akibat diserang penyakit ngorok itu," ujar Siar.
Kata Siar, kasus kematian ternak akibat virus itu di Madina pertama kali ditemukan di Desa Batang Gadis pada Selasa (10/1) setelah ada pelaporan dari peternak yang melaporkan dua ekor ternak Kerbaunya yang mati.
Ternak Kerbau yang mati terdiri dari dua ekor Kerbau indukan berusia 2-3 tahun.
Dari peternak diperoleh informasi bahwa ternak-ternaknya diketahui sebelum mati, menunjukkan gejala hipersalivasi, keluar ingus, kaki belakang lumpuh, dan terdengar suara ngorok sebelum mengalami kematian dan diketahui Kerbau itu berasal dari Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara.
Kemudian, pada tanggal 13 Januari warga kembali melaporkan kematian dua ekor Kerbau indukan dan anakan umur dua bulan yang diketahui juga berasal dari daerah Padang Bolak, Kabupaten Padang lawas Utara.
Menindaklanjuti laporan tersebut, petugas tim dari bidang peternakan dinas pertanian turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan informasi kejadian penyakit dari peternak tersebut dan selanjutnya melakukan pengobatan berupa pemberian antibiotik, vitamin, dan antiradang dan penyemprotan disinfektan.
"Pada sekitar kandang tim juga telah mengambil sampel. Sampel tersebut juga telah dikirim ke Dinas Perkebunan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara. Dan saat ini sedang menunggu hasil laboratoriumnya," ungkap Siar.
Siar juga menghimbau kepada peternak Sapi dan Kerbau di kabupaten itu jika menemukan gejala penyakit ngorok agar secepatnya melapor ke Dinas Pertanian Madina.
"Kita berharap kepada para peternak jika menemukan gejala tersebut agar melaporkan secepatnya kepada petugas kita dilapangan agar kita bisa melakukan pengobatan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Hingga saat ini terdata sudah ada delapan ternak yang terdiri dari empat Sapi dan empat Kerbau di kabupaten itu yang mati akibat terjangkit penyakit itu.
Kepala Dinas Pertanian Mandailing Natal, Siar Nasution yang didampingi Kabid Peternakan, Aswar Anwar Lubis kepada ANTARA, Selasa (17/1) menyampaikan, kasus terindikasi (suspek) penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootuca (SE) pada Sapi dan Kerbau itu pertama kali ditemukan di Madina di Desa Batang Gadis Jae dan Desa Batang Gadis Julu Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara.
"Hingga saat ini sudah ada delapan ternak yang terdata mati akibat diserang penyakit ngorok itu," ujar Siar.
Kata Siar, kasus kematian ternak akibat virus itu di Madina pertama kali ditemukan di Desa Batang Gadis pada Selasa (10/1) setelah ada pelaporan dari peternak yang melaporkan dua ekor ternak Kerbaunya yang mati.
Ternak Kerbau yang mati terdiri dari dua ekor Kerbau indukan berusia 2-3 tahun.
Dari peternak diperoleh informasi bahwa ternak-ternaknya diketahui sebelum mati, menunjukkan gejala hipersalivasi, keluar ingus, kaki belakang lumpuh, dan terdengar suara ngorok sebelum mengalami kematian dan diketahui Kerbau itu berasal dari Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara.
Kemudian, pada tanggal 13 Januari warga kembali melaporkan kematian dua ekor Kerbau indukan dan anakan umur dua bulan yang diketahui juga berasal dari daerah Padang Bolak, Kabupaten Padang lawas Utara.
Menindaklanjuti laporan tersebut, petugas tim dari bidang peternakan dinas pertanian turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan informasi kejadian penyakit dari peternak tersebut dan selanjutnya melakukan pengobatan berupa pemberian antibiotik, vitamin, dan antiradang dan penyemprotan disinfektan.
"Pada sekitar kandang tim juga telah mengambil sampel. Sampel tersebut juga telah dikirim ke Dinas Perkebunan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara. Dan saat ini sedang menunggu hasil laboratoriumnya," ungkap Siar.
Siar juga menghimbau kepada peternak Sapi dan Kerbau di kabupaten itu jika menemukan gejala penyakit ngorok agar secepatnya melapor ke Dinas Pertanian Madina.
"Kita berharap kepada para peternak jika menemukan gejala tersebut agar melaporkan secepatnya kepada petugas kita dilapangan agar kita bisa melakukan pengobatan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023