Yayasan Cahaya Peduli Semesta Indonesia (YCPSI) yang fokus pada bidang kesehatan membuat sejumlah program untuk pengentasan persoalan stunting di Kepulauan Nias, Sumatera Utara agar generasi muda di daerah itu dapat tumbuh kembang dengan baik.
Ketua Umum YCPSI dr Cahstry Meher, di Medan, Kamis menjelaskan program pengentasan stunting di Kepulauan Nias sudah berjalan sejak Juli lalu. Awalnya mereka melakukan edukasi ke masyarakat tentang stunting dan dampaknya.
"Kami sudah mulai melakukan program intervensi yang langsung bersentuhan dengan masyarakat agar terhindar dari stunting," katanya.
Tahapan intervensi yang mereka lakukan saat ini adalah pemberian susu dan vitamin kepada ibu hamil. Bukan hanya itu program lain yang YCPSI buat adalah pemberian bibit ikan lele kepada Gereja Tuwuna di Nias Barat.
"Di Gereja Tuwuna itu kami buatkan kolam ikan yang nanti diisi bibit ikan lele. Hasil pengembang biakan ikan lele itu diberikan kepada ibu hamil di kawasan sekitar, pemberian asupan protein tambahan itu juga dalam rangka pencegahan stunting sejak dini," katanya.
Selain itu juga di gereja itu, YCPSI juga akan membangun tempat mandi cuci kakus (MCK) sebagai program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Menurut dia, pola hidup bersih juga dapat mencegah stunting.
"Program ini masih uji coba, pilot projectnya di Gereja Tuwuna. Ke depan ketika program ini berjalan maka akan dikembangkan ke daerah lain se Kepulauan Nias. Kolam ikan dan MCK saat ini masih dalam tahap pembangunan," katanya.
Ketua YCPSI Sumut Indrawardy Hadiguna menambahkan kegiatan penanganan stunting yang mereka lakukan bukan hanya di Nias, tapi juga di daerah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel).
"Di sana kami membuat program edukasi ke masyarakat dan instansi terkait yang dilakukan oleh edukator nasional Fotarisman Zaluchu," tuturnya.
Pria yang akrab disapa Wawan ini menyebut program penanganan stunting YCPSI akan menjangkau beberapa daerah lain. "Jangkauan tentu bukan hanya di Nias dan Tabagsel tapi juga daerah lain," demikian Indrawardy Hadiguna.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Ketua Umum YCPSI dr Cahstry Meher, di Medan, Kamis menjelaskan program pengentasan stunting di Kepulauan Nias sudah berjalan sejak Juli lalu. Awalnya mereka melakukan edukasi ke masyarakat tentang stunting dan dampaknya.
"Kami sudah mulai melakukan program intervensi yang langsung bersentuhan dengan masyarakat agar terhindar dari stunting," katanya.
Tahapan intervensi yang mereka lakukan saat ini adalah pemberian susu dan vitamin kepada ibu hamil. Bukan hanya itu program lain yang YCPSI buat adalah pemberian bibit ikan lele kepada Gereja Tuwuna di Nias Barat.
"Di Gereja Tuwuna itu kami buatkan kolam ikan yang nanti diisi bibit ikan lele. Hasil pengembang biakan ikan lele itu diberikan kepada ibu hamil di kawasan sekitar, pemberian asupan protein tambahan itu juga dalam rangka pencegahan stunting sejak dini," katanya.
Selain itu juga di gereja itu, YCPSI juga akan membangun tempat mandi cuci kakus (MCK) sebagai program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Menurut dia, pola hidup bersih juga dapat mencegah stunting.
"Program ini masih uji coba, pilot projectnya di Gereja Tuwuna. Ke depan ketika program ini berjalan maka akan dikembangkan ke daerah lain se Kepulauan Nias. Kolam ikan dan MCK saat ini masih dalam tahap pembangunan," katanya.
Ketua YCPSI Sumut Indrawardy Hadiguna menambahkan kegiatan penanganan stunting yang mereka lakukan bukan hanya di Nias, tapi juga di daerah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel).
"Di sana kami membuat program edukasi ke masyarakat dan instansi terkait yang dilakukan oleh edukator nasional Fotarisman Zaluchu," tuturnya.
Pria yang akrab disapa Wawan ini menyebut program penanganan stunting YCPSI akan menjangkau beberapa daerah lain. "Jangkauan tentu bukan hanya di Nias dan Tabagsel tapi juga daerah lain," demikian Indrawardy Hadiguna.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022