Ketua Komisi I DPRD Mandailing Natal, Zubaidah Nasution mempertanyakan keseriusan pemerintah daerah dalam memajukan pendidikan di kabupaten itu.

Pernyataan itu disampaikan Zubaidah kepada ANTARA, Sabtu (17/9) dalam menanggapi mirisnya kondisi sejumlah sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Madina.

"Kita miris melihat banyaknya sekolah yang saat ini kondisinya banyak yang memperihatinkan. Seperti SD 333 Bintungan Bejangkar misalnya miris sekali melihatnya, apalagi kondisinya sudah beberapa kali disampaikan dan malah ditinjau oleh Dinas Pendidikan. Kenapa belum terealisasi ?. Ini bukti ketidakseriusan Dinas Pendidikan benar-benar ingin memajukan pendidikan di Madina," ungkap politisi partai Golkar itu.

Bangunan SD Negeri 333 Bintungan Bejangkar, Kecamatan Sinunukan sendiri saat ini kondisinya sangat memperihatinkan. Bahkan, dapat membahayakan siswa karena empat lokal bangunannya dalam kondisi lapuk (rusak parah).

Sekolah yang dibangun  pada tahun 1994 itu saat ini hanya tiga ruang saja yang masih bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan, untuk siswa kelas I, 2 dan 3 harus ikut membaur di ruangan kakak kelas mereka dengan kondisi kelas di sekat.

Baca juga: Miris, sekolah di Madina ini terancam ambruk, kondisinya memperihatinkan

"Bagaimana anak-anak bisa dengan baik belajar, sarana dan prasarana saja tidak memadai. Kita berharap ini benar-benar jadi catatan penting untuk Dinas Pendidikan," tegas dia.

Dari informasi yang dihimpun ada sejumlah sekolah di Madina yang saat ini kondisi cukup memperihatinkan dan dinilai harus menjadi perhatian pemerintah daerah.

Selain di Bintungan Bejangkar, potret dunia pendidikan itu juga dapat kita temukan di Kecamatan Ulu Pungkut.

Adalah SD Negeri 235 Patahajang Muara Saladi. Sejak sekolah itu di luluh-lantakkan banjir bandang pada tahun 2018 yang lalu sampai saat ini, sekolah tersebut belum pernah dibangun meskipun di tahun 2019 yang lalu pihak desa sudah menghibahkan tanah ke Pemkab Madina.

Di sekolah itu, para siswa saat ini harus belajar menumpang di salah satu ruangan madrasah yang ada di desa tersebut. 

Dua ruangan disekat menjadi lima kelas. Sedangkan, satu kelas lagi berada di bawah ruangan lantai atas. Kondisinya juga memprihatinkan.

Tak hanya itu, para guru pun terpaksa duduk di teras sekolah, karena tidak ada ruangan untuk guru dan  itu sudah berlangsung hampir empat tahun.

Menyikapi kondisi itu, Zubaidah menyampaikan jika Komisi I dalam minggu ini sudah mengagendakan Rapat Kerja (Raker) dengan instansi terkait untuk membahas yang dianggap perlu yang berkaitan dengan lancarnya proses pendidikan di Madina.itu.

"Kita sudah mengagendakan Raker dalam minggu ini dengan Dinas Pendidikan, kita berharap yang hadir nanti Plt Kadisnya, karena belum sekalipun rapat-rapat dengan kita yang dihadiri Kadis. Padahal, banyak sekali permasalahan yang disampaikan dan dikaji," sebutnya.

Selain melakukan rapat kerja, Zubaidah menyebut pihaknya juga akan mengagendakan tinjauan lapangan.

"Kita juga akan mengagendakan tinjauan lapangan termasuk ke sekolah yang di Ulu Pungkut yang informasinya sudah empat tahun menumpang di madrasah. Begitu juga yang di Muara Batang Gadis ada ruang kelas yang menurut informasi tidak difungsikan," ungkapnya.

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022