Sumatera Utara mulai mengekspor pakan ternak dari bahan limbah jagung ke Korea Selatan.
"Untuk tahap awal ekspor pakan ternak dari limbah jagung ke Korea Selatan itu sebanyak 190,4 ton," ujar Kepala Karantina Pertanian Belawan Belawan, Andi Yusmanto di Medan, Senin.
Ekspor pakan ternak yang dilakukan PT Sumatra Harapan Niaga itu tercatat senilai Rp559 juta.
"Sebelum diekspor ke Korea Selatan telah dilakukan serangkaian tindakan karantina pertanian untuk memastikan komoditas itu aman dan sehat sampai di negara tujuan," ujar Andi Yusmanto.
Menurut Andi, pakan ternak asal sub sektor peternakan yang diekspor tersebut merupakan komoditas baru karena bahannya terbuat dari limbah jagung dalam bentuk pellet "Corn Mixed Fiber Pellet".
Karantina Pertanian terus mendorong ekspor pakan ternak dari limbah jagung itu karena potensinya yang masih cukup besar.
Karantina Pertanian terus melakukan pendampingan kepada pelaku usaha, dengan melakukan bimbingan teknis sanitari dan fitosanitari sebagai persyaratan negara tujuan ekspor.
Kemudian meningkatkan sinergisitas dengan entitas terkait serta memberikan percepatan layanan karantina guna meningkatkan nilai daya saing komoditas ekspor.
"Ekspor pakan ternak dari limbah jagung itu juga akan memberi arti positif bagi petani jagung yakni mendapat tambahan pendapatan," katanya.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang, mengatakan, ekspor pakan ternak Sumut itu mendukung Gerakan Tiga Kali yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
"Barantan mengapresiasi pengusaha Sumut yang bisa mengekspor pakan ternak dari bahan limbah jagung karena ikut mendorong ekspor komoditas pertanian," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Untuk tahap awal ekspor pakan ternak dari limbah jagung ke Korea Selatan itu sebanyak 190,4 ton," ujar Kepala Karantina Pertanian Belawan Belawan, Andi Yusmanto di Medan, Senin.
Ekspor pakan ternak yang dilakukan PT Sumatra Harapan Niaga itu tercatat senilai Rp559 juta.
"Sebelum diekspor ke Korea Selatan telah dilakukan serangkaian tindakan karantina pertanian untuk memastikan komoditas itu aman dan sehat sampai di negara tujuan," ujar Andi Yusmanto.
Menurut Andi, pakan ternak asal sub sektor peternakan yang diekspor tersebut merupakan komoditas baru karena bahannya terbuat dari limbah jagung dalam bentuk pellet "Corn Mixed Fiber Pellet".
Karantina Pertanian terus mendorong ekspor pakan ternak dari limbah jagung itu karena potensinya yang masih cukup besar.
Karantina Pertanian terus melakukan pendampingan kepada pelaku usaha, dengan melakukan bimbingan teknis sanitari dan fitosanitari sebagai persyaratan negara tujuan ekspor.
Kemudian meningkatkan sinergisitas dengan entitas terkait serta memberikan percepatan layanan karantina guna meningkatkan nilai daya saing komoditas ekspor.
"Ekspor pakan ternak dari limbah jagung itu juga akan memberi arti positif bagi petani jagung yakni mendapat tambahan pendapatan," katanya.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang, mengatakan, ekspor pakan ternak Sumut itu mendukung Gerakan Tiga Kali yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
"Barantan mengapresiasi pengusaha Sumut yang bisa mengekspor pakan ternak dari bahan limbah jagung karena ikut mendorong ekspor komoditas pertanian," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022