Sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi ketahanan pangan, peningkatan produktivitas pertanian akan sangat mendorong ketersediaan pasokan pangan dalam negeri. 

Dalam meningkatkan produktivitas seringkali petani menemukan berbagai tantangan, diantaranya terkait skala usaha, luas lahan garapan dan proses menanam yang belum ekonomis,situasi cuaca yang semakin tidak menentu,hingga harga jual hasil panen yang fluktuatif akibat permintaan pasar yang menurun.

Untuk mengatasi segala kendala diatas,  pengelolaan pertanian yang adaptif dan inovatif dengan memanfaatkan teknologi menjadi sangat penting dilakukan agar ketahanan pangan menjadi lebih baik.

Baca juga: Polbangtan Kementan dan BBIH gelar panen perdana kentang di Karo

Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian (Mentan) mengatakan, di masa pandemi ini inovasi dan teknologi menjadi sangat penting karena bisa mempercepat putaran ekonomi nasional. Sebaliknya, inovasi dan teknologi jika tidak dilakukan secara maksimal akan memperlambat laju pertumbuhan.
 
"Bangsa ini adalah bangsa yang besar. Dan Allah telah memberikan kekayaan. Siapa yang cepat dia akan berhasil. Dan siapa yang diam dia akan tergeser" katanya.

Pernyataan Mentan pun ditanggapi positif oleh Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] Medan. 

Sebagai salah satu UPT Pendidikan yang berada di Provinsi Sumatera Utara, Polbangtan Medan berupaya untuk mengajak petani untuk adaptif terhadap inovasi dan perkembangan teknologi pertanian. Melalui  Praktik Kerja Lapangan [PKL] II, mahasiswa Polbangtan Medan pun menerapkan ilmu yang telah mereka dapatkan. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan bahwa keterlibatan petani milenial adalah keniscayaan untuk regenerasi petani sebagai penopang pertanian.

"Kontribusi SDM pertanian terhadap peningkatan produktivitas paling besar, yaitu 50% barulah inovasi teknologi dan kebijakan," katanya.

Sekretaris Dinas Pertanian Pemkab Dairi, AH Sigalingging dan Kabid Penyuluhan dan Pelatihan, Suka Endah Angkat tampak antusias menerima 35 mahasiswa Polbangtan Medan baru-baru ini.

 “Saya sangat bangga melihat adik-adik mahasiswa mau PKL II di Kabupaten Dairi walaupun lokasinya cukup jauh dari Polbangtan Medan."

Beliau berharap mahasiswa  dapat mentransferkan ilmu di kampus kepada petani Dairi dan dapat mengubah perilaku petani yang sebagian masih tertutup untuk menerima inovasi teknologi pertanian. 

"Saya pun melihat Mentan Syahrul Yain Limpo sangat bersemangat memajukan pertanian dan mampu mengubahnya menjadi pertanian modern," katanya.

Pada kesempatan yang sama , Direktur Polbangtan Medan melalui pendamping PKL Hadi Wiyono mengatakan PKL II bertujuan melakukan identifikasi potensi wilayah, menyusun programa penyuluhan pertanian, menyusun materi dan melaksanakan penyuluhan serta melakukan evaluasi penyuluhan pertanian.

"Mohon kiranya untuk membimbing mahasiswa sesuai tugasnya dan apabila ada kegiatan di luar penugasan yang diberikan kampus mahasiswa boleh diikutkan sebagai proses pembelajaran. 

Mahasiswa Semester VI ini sudah banyak menerima teori di kampus, inilah saatnya mahasiswa aplikasi dan transfer ilmunya pada masyarakat. Selain itu, belajar pada petani yang sudah maju khususnya petani yang memakai pupuk organik dalam budidaya kopi," katanya.

Ia menambahkan  lima Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] di Kabupaten Dairi dipilih menjadi tempat PKL II yakni BPP di Kecamatan Sitinjo, Paratusan, Sungai Raya, Gunung Sayang dan Lae Hole. Ke-35 mahasiswa disebar pada lima BPP tersebut, dimana setiap BPP mendapat tujuh mahasiswa.

“Kami mohon pada pembiming eksternal agar selalu memotivasi mahasiswa untuk sering melaksanakan penyuluhan, karena berbicara didepan umum tidaklah mudah, inilah kesempatan ini mahasiswa melatih mental keberanian bicara di depan petani untuk public speaking", tutupnya.

Pewarta: Rel

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022