Para petani khususnya di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara dalam beberapa bulan terakhir kesulitan untuk mendapatkan pupuk, khususnya pupuk urea bersubsidi.

Selain itu, para petani juga mengeluhkan saat ini pupuk non subsidi juga sudah mulai susah didapat di pasaran, jikalau adapun para petani terpaksa harus menebusnya dengan harga yang sangat mahal yakni diatas harga Rp. 600.000 per saknya.

Akibat susahnya pupuk tersebut, para petani yang sebelumnya sudah melakukan pola tanam terpaksa harus mengurangi takaran pupuk dari standard biasanya dan ini akan berimbas pada hasil panen nantinya.

Baca juga: Pasca banjir, petani di Madina butuh bantuan bibit

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mandailing Natal, Siar Nasution kepada ANTARA, Rabu (19/1) menyampaikan, susahnya pupuk subsidi tersebut didapatkan disebabkan oleh beberapa faktor.

Salah satunya adalah proses pengambilan pupuk saat ini yang dinilai sangat panjang dan ruwet. Selain itu juga disebabkan oleh minimnya kuota pupuk yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

"Penyebabnya adalah proses. Proses penebusan pupuk yang sangat panjang. Proses dari untuk menebus pupuk yang ada di distributor penuh perjalan panjang. Antara kios pengecer dengan distributor ini masih ada lagi hubungan  kerjasama, antara distributor dengan produsen juga masih ada. Antara distributor dengan pusat ini baru seminggu yang lewat dibuat kontrak. Sebetulnya masalah kelangkaan tidak ada, namun masalahnya adalah proses pengambilan pupuk ini sekarang sangat panjang dan ruwet" ujarnya.

Selain itu, faktor lain juga disebabkan oleh masalah input data ke e-RDKK dan kuota pupuk yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dinilai terlalu minim.

"Masyarakat tidak tau masalah input menginput dan ini adalah persoalan yang kami hadapi. Kemudian masalah kuota pupuk. Kebutuhan pupuk kita sekitar 10 ribu ton, namun nyatanya kuota yang diberikan pusat hanya 3.778 ton," jelas dia.

Meskipun begitu, untuk mempercepat pengambilan pupuk tersebut, Siar menyebut, pihaknya telah memanggil pihak distributor pada Minggu yang lalu.

Pada pertemuan tersebut dirinya meminta agar pihak distributor secepatnya mengambil terobosan-terobosan agar pupuk tersebut dapat diambil secepatnya ke produsen.

"Dari pernyataan pihak distributor pada saat kami panggil kedatangan pupuk bersubsidi ini diperkirakan paling cepat datang pada awal bulan dua," ungkapnya.

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022