Banjir di Kota Tebing Tinggi dikarenakan adanya penyempitan Sungai Padang. Perlu dilakukan normalisasi karena telah terjadi pendangkalan. Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi akan mendorong Kementerian PUPR merealisasikannya. 

Selain pendangkalan, menurut Edy, telah terjadi kerusakan di tepi Sungai Padang. "Banjir di Tebing Tinggi itu adalah banjir yang setiap hujan air pasti naik, itu namanya Sungai Padang, ada namanya pendangkalan di sana, ada kerusakan di tepi sungai yang harus dilakukan pekerjaan yang dilakukan oleh nasional (kementerian), bagian perairan," kata Edy kepada wartawan di Pekanbaru, Selasa (23/11).

Proses normalisasi dan perbaikan Sungai Padang, dibilang Edy seharusnya dikerjakan tahun anggaran 2020 oleh Kementerian PUPR. Akan tetapi alokasi anggaran yang ada dialihkan untuk penanganan COVID-19. 

Baca juga: Banjir di Tebing Tinggi akibat meluapnya empat sungai bergantian

Baca juga: Banjir Tebing Tinggi, jalanan di inti kota digenangi air

"Harusnya ini dilakukan tahun kemaren, saya sudah komunikasikan tapi karena COVID-19 itu direfocusing dananya, tidak dilakukan pemeliharaan sungai, nanti kita kejar lagi untuk  berikutnya," jelasnya.

Ia berjanji akan mengkoordinasikan hal itu kembali kepada Kementerian PUPR. Sebab, perbaikan Sungai Padang sudah bersifat mendesak.

"Kementerian yang punya wewenang, tak bisa juga provinsi yang mengerjakan ataupun tak cukup juga duitnya, Sungai Padang cukup panjang dan bertahun-tahun tak pernah. Nanti kita koordinasikan kembali, kita ajukan kembali, untuk itu harus dilakukan," bilangnya.

Kepada warga yang terdampak banjir, Edy berjanji akan hadir ke sana untuk memberikan bantuan. "Itu urusan kita (warga). Sekembali dari sini, akan saya lihat," janjinya.

Untuk diketahui ada lima kecamatan dan ratusan kepala keluarga terdampak banjir di Kota Tebing Tinggi.

Pewarta: Andika Syahputra

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021