Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan pelatihan camat se-Indonesia dengan metode blended learning yaitu secara offline dan online demi meningkatkan prospek wirausaha integrated farming atau pertanian terintegrasi. 

Pelatihan yang berlangsung pada 28-29 Oktober 2021 dipusatkan di Ciawi, Bogor diselenggarakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan. 

Sebagaimana diketahui, Kementan menargetkan peningkatan kesejahteraan petani melalui tiga program strategis yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR), Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) dan pembentukan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani).

Baca juga: Fieldtrip Sosiologi Pedesaan : Mengenal proses dan interaksi sosial serta kelompok sosial masyarakat pedesaan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menekankan pentingnya menggerakkan pertanian mulai dari desa. Katanya, sinergitas Kementan bersama Kementerian Dalam Negeri akan menggerakkan ekonomi. 

“Kekuatan negeri ini ada di kecamatan, karena camat-lah yang dapat mengomunikasikan secara verbal dan konsep komunikasi dari atas harus dimatangkan oleh camat," kata Mentan SYL dalam arahannya. 

Ia melanjutkan, semua unit-unit desa akan menjadi agregasi program jika sudah dimatangkan oleh camat. Camat harus melakukan sesuatu yang mampu menghadirkan kesejahteraan bagi rakyat. 

"Pemerintahan yang baik dimulai dengan camat yang baik, karena camat yang langsung membentuk sesuatu yang bermanfaat, baik tatanan pemerintahan yang konsepsinya harus diijabarkan ke bawah,” kata Mentan SYL. 

Mentan SYL melanjutkan, keterlibatan camat dapat meningkatkan prospek wirausaha integrated farming. Salah satunya berbasis lahan kering. 

“Integrated Farming System adalah terjadinya integrasi antara pertanian, perikanan dan peternakan. Artinya, dalam satu kawasan atau titik hasil pertanian, perikanan dan peternakannya bagus," kata Mentan SYL.

Senada dengan Mentan SYL, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, pelatihan camat seluruh Indonesia bertujuan untuk memperkuat pemahaman camat dalam rangka fasilitasi, koordinasi dan pendampingan terhadap program pembangunan pertanian di kecamatan. 

"Sebanyak 7.230 camat di seluruh Indonesia mengikuti pelatihan secara offline maupun online di 34 lokasi selama 2 hari," terang Dedi.

Dedi menegaskan, pelatihan camat dilakukan sekaligus untuk membangun kesamaan visi dan misi pembangunan pertanian yang harus dimiliki camat se-Indonesia. Selain itu, kecamatan memegang peran penting dan ditetapkan sebagai frontline pelayanan untuk masyarakat, sekaligus penggerak Kostratani dengan mengoptimalkan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).

Dedi menyebutkan, Kostratani menjadi pusat data dan informasi, pusat pembelajaran, pusat pelatihan, pusat pembangunan jaringan komunikasi, pusat konsultasi agribisnis. 

"Kostratani memegang peran yang penting untuk sektor pertanian yang saat ini menjadi sektor yang seksi dan menjadi salah satu pilar penting pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya.

Dengan begitu, Dedi berharap segera terbangun lumbung pangan di tiap kecamatan. Salah satunya dengan memulai dari komoditas jagung seluas 100 hektar per kecamatan.

Di Medan, pelatihan dipusatkan di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan dan dihadiri secara langsung oleh 40 camat yang berasal dari Kabupaten Deli Serdang, Langkat, Serdang Bedagai, Batubara, Kota Binjai dan Kota Medan. Selama dua hari para camat mendapat materi dari narasumber berkompeten.
 

Pewarta: Rilis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021