Penyaluran kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Sumatera Utara naik 3,06 persen atau sudah mencapai Rp58,9 triliun pada September 2021 dengan risiko gagal bayar menurun.
"Sejalan dengan menurunnya penderita COVID-19, kredit UMKM di Sumut bergerak naik. Posisi September kredit UMKM Sumut sudah Rp58,9 triliun," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Soekowaedojo, di Medan, Sabtu (30/10).
Kredit UMKM itu naik dibandingkan posisi September 2020 yang masih Rp57,21 triliun atau posisi Juni 2021 yang sebesar Rp58,71 triliun.
Baca juga: Survei BI perkirakan pertumbuhan kredit capai 5,3 persen pada 2021
Menurut dia, kenaikan kredit UMKM itu sejalan dengan menurunnya penderita COVID-19 yang mendorong bergeraknya ekonomi Sumut.
"Kenaikan penyaluran kredit itu semakin menggembirakan karena diikuti turunnya NPL," katanya.
Posisi September 2021, non performing loan (NPL) kredit UMKM tinggal 4,85 persen dari September 2020 yang 4,93 persen atau di Juni 2021 yang sebesar 4,90 persen.
"NPL masih di bawah batas aman dan diyakini semakin turun karena ekonomi mulai membaik dan adanya berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung UMKM," katanya.
Baca juga: BI sebut sudah ada 119 industri kreatif syariah di regional Sumatera
NPL semakin bisa dikendalikan karena program restrukturisasi kredit yang dilakukan pemerintah.
Dia mengakui, pangsa pasar penyaluran kredit UMKM di tahun 2021 masih terbesar di usaha menengah dan kecil. Pangsa pasar kredit UMKM di usaha menengah sebesar 40 persen, kecil 33 persen dan mikro 27 persen.
"Pemerintah terus mendorong agar penyaluran kredit bisa semakin besar ke usaha mikro dan kecil sehingga usahanya semakin berkembang menjadi usaha menengah," katanya.
Soekowardojo menyebutkan, penyaluran kredit UMKM yang tumbuh sekitar 3 persen itu sama dengan pertumbuhan penyaluran kredit secara umum.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021