Kualitas udara menjadi salah satu kategori penilaian sebuah daerah untuk bisa mendapatkan penghargaan Adipura.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Medan, Zulfansyah Ali Saputra, mengakui kegiatan evaluasi kualitas udara perkotaan (EKUP) dilakukan dalam rangka memperbaiki penilaian untuk bisa mendapatkan Piala Adipura.

"Yang diukur ini merupakan parameter pencapaian Adipura, sebenarnya Adipura ada unsur penilaiannya yakni fisik dan non fisik. Kalau fisik parameter nya ini tingkat  pencemaran kualitas udara, makanya kita ukur dulu," ujar Zulfansyah saat kegiatan uji emisi kendaraan di Jalan Sisingamangaraja Medan, Selasa (12/10).

Baca juga: 250 kendaraan di Medan ikut uji emisi

Apabila kualitas udara perkotaan berada dibawah ambang batas maka akan ada tindakan yang dilakukan. Namun, pihaknya tetap berusaha agar kualitas udara di Medan berada diambang batas.

Sehingga uji emisi kendaraan harus dioptimalkan kembali. "Kalau tahun depan rencananya ada 1.500 kendaraan yang kita uji emisi. Kalau ada kendaraan yang tidak lulus uji emisi kita sifatnya mengedukasi, kita menyarankan agar kinerja kendaraan diperbaiki, menggunakan BBM dengan jenis oktan tinggi seperti pertalite atau pertamax," urainya.

Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution yang hadir diacara uji emisi berharap kegiatan tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik, salah satunya adalah menjaga kualitas udara.

"Jangan hanya kegiatan rutin, tahunan. Harus ada menampakkan hasil yang lebih jelas," kata Bobby.

Bukan hanya itu, dia meminta DLH Medan untuk memperbaiki papan pengukur kualitas udara yang ada. Sebab, kondisinya saat ini rusak.

"Saya lihat papan kualitas udara sudah lama rusak, tolong diperbaiki, diperhatikan," pesannya.
 

Pewarta: Andika Syahputra

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021