Banyak yang tidak tahu bahkan melupakan ternyata Jeruk Sipirok Maga pernah menjadi Juara II Kontes Nasional seluruh Indonesia Jeruk Keprok pada tahun 2012 silam di Yogyakarta.
Hal itu terungkap saat perbincang ANTARA dengan Tua Ali Saib Siregar, SP pernah menduduki sejumlah jabatan Kabid di Dinas Pertanian dan Ketapang Tapanuli Selatan, di Sipirok, Sabtu (28/8).
Kemudian Juara I, Jeruk Beras Sitepu asal Berastagi, Juara III Jeruk Keprok Bengkulu. Kontestannya jeruk dari seluruh Indonesia digelar Dirjen Hortikiltura, Kementerian Pertanian RI.
Baca juga: Akibat hama tikus, petani sawah Tapsel satu persatu mulai tinggalkan lahan garapannya
Dijuluki Keprok Sipirok Maga pada dasarnya karena jeruk itu tumbuhnya cuma di Sipirok (Tapsel) dan Maga (Mandiling Natal). Secara klasifikasi merupakan plasma nulfa (tanaman asli) atau tiada duanya di dunia.
"Di Tapsel pohon induk Jeruk Keprok Sipirok Maga ini sudah mendapat label yakni di Desa Situmba (Sipirok) dan BBI Arse oleh Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara di tahun 1900-an," ungkapnya.
"Lalu di kembangkan, di Desa Aek Sabaon Marancar 2011 (gagal). Pada 2014 di Desa Situmba, Desa Dolok Dordang (Dusun Janji Lobi dan Dusun Harasahatan) Sipirok seluas 20 ha, tambah 30 ha di Padang Mandailing Desa Somba Debata, SD Hole," katanya.
Sayangnya, seiring berjalannya waktu kebun-kebun jeruk Sipirok Maga yang dikembangkan itu semakin hari menyusut. Terpantau lahan-lahan masyarakat sudah banyak berganti hamparan kebun kopi dan sebagian jeruk siam madu.
Khawatir kedepan Jeruk Sipirok hanya tinggal sejarah, padahal dari sumber daya alam serta ketersedian lahan yang ada sangat berpotensi dan berpeluang secara ekonomis untuk di kembangkan.
Jeruk Keprok Sipirok Maga sebenarnya memiliki ciri khas berbeda dengan jeruk jeruk lain yang ada. Aromanya spesifik, fosturnya besar-besar, kulit tebal sehingga tahan serangan hama.
Warna kuning jeruk Sipirok Maga juga berbeda terkadang di bayangi warna bercampur hijau, lebih busa tahan lama di simpan di banding jeruk lain dan pertumbuhan optimum di atas 800 mdpl (meter di atas permukaan laut).
"Memang persoalan harga sedikit lebih tinggi di banding jeruk lain. Tingkat petani Siam Madu berharga Rp10 ribu/kilo, Keprok Sipirok sudah Rp15 ribu/kilo," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Hal itu terungkap saat perbincang ANTARA dengan Tua Ali Saib Siregar, SP pernah menduduki sejumlah jabatan Kabid di Dinas Pertanian dan Ketapang Tapanuli Selatan, di Sipirok, Sabtu (28/8).
Kemudian Juara I, Jeruk Beras Sitepu asal Berastagi, Juara III Jeruk Keprok Bengkulu. Kontestannya jeruk dari seluruh Indonesia digelar Dirjen Hortikiltura, Kementerian Pertanian RI.
Baca juga: Akibat hama tikus, petani sawah Tapsel satu persatu mulai tinggalkan lahan garapannya
Dijuluki Keprok Sipirok Maga pada dasarnya karena jeruk itu tumbuhnya cuma di Sipirok (Tapsel) dan Maga (Mandiling Natal). Secara klasifikasi merupakan plasma nulfa (tanaman asli) atau tiada duanya di dunia.
"Di Tapsel pohon induk Jeruk Keprok Sipirok Maga ini sudah mendapat label yakni di Desa Situmba (Sipirok) dan BBI Arse oleh Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara di tahun 1900-an," ungkapnya.
"Lalu di kembangkan, di Desa Aek Sabaon Marancar 2011 (gagal). Pada 2014 di Desa Situmba, Desa Dolok Dordang (Dusun Janji Lobi dan Dusun Harasahatan) Sipirok seluas 20 ha, tambah 30 ha di Padang Mandailing Desa Somba Debata, SD Hole," katanya.
Sayangnya, seiring berjalannya waktu kebun-kebun jeruk Sipirok Maga yang dikembangkan itu semakin hari menyusut. Terpantau lahan-lahan masyarakat sudah banyak berganti hamparan kebun kopi dan sebagian jeruk siam madu.
Khawatir kedepan Jeruk Sipirok hanya tinggal sejarah, padahal dari sumber daya alam serta ketersedian lahan yang ada sangat berpotensi dan berpeluang secara ekonomis untuk di kembangkan.
Jeruk Keprok Sipirok Maga sebenarnya memiliki ciri khas berbeda dengan jeruk jeruk lain yang ada. Aromanya spesifik, fosturnya besar-besar, kulit tebal sehingga tahan serangan hama.
Warna kuning jeruk Sipirok Maga juga berbeda terkadang di bayangi warna bercampur hijau, lebih busa tahan lama di simpan di banding jeruk lain dan pertumbuhan optimum di atas 800 mdpl (meter di atas permukaan laut).
"Memang persoalan harga sedikit lebih tinggi di banding jeruk lain. Tingkat petani Siam Madu berharga Rp10 ribu/kilo, Keprok Sipirok sudah Rp15 ribu/kilo," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021