Serangan hama tikus telah mengakibatkan satu persatu petani mulai meninggalkan lahan sawah padinya di Kecamatan Angkola Muara Tais, Kabupaten Tapanuli Selatan.
"Harapan untuk bisa panen tahun ini tipis, satu persatu petani mulai tinggalkan lahan garapan," Elliani ketua Kelompok Tani Cempaka Sorimanaon kepada ANTARA, Jumat (27/8).
Sebagian hamparan luas persawahan yang mulai bulir, kata dia, terlihat kuning lalu batang membusuk dampak serangan tikus yang menurut Kordinator BPP Huta Holbung, Angkola Muaratis, Erwin merupakan siklus lima tahunan.
Baca juga: Petani sawah di Tapsel terancam gagal panen akibat hama tikus
"Kondisi mulai parah saat ini areal persawahan berlokasi di Desa Pangaribuan, Desa Sorimanaon, Desa Tatengger, dan Desa Purba Nauli dan mengancam sekitarnya," ujarnya.
Dikatakan, ada 441 hektate (ha) luas baku sawah terdapat di empat desa itu. Sementar untuk Kecamatan Angkola Muara Tais dan Kecamatan Batang Angkola (lumbung padi Tapsel) tercatat seluas 2689 ha.
"Saya khawatir ratusan bahkan ribuan hektare areal persawahan di daerah ini bisa terancam dan bahkan gagal panen akibat hama tikus yang sangat luar biasa ini," sebutnya.
Sementara Kepala Desa Muaratais dua, Nandar Batubara juga menginformasikan salah satu warganya Alinuddin yang menyewa lahan sawahnya seluas satu lungguk (1 ha sama denhan 6 lungguk) telah gagal panen total.
"Sawah kita yang di sewa warga Alinuddin seluas satu lungguk habis sebelumnya habis di bantai haka tikus sehingga gagal panen total, miris memang," kata Nandar.
Sebelumnya Kordinator POPT-PHP Angkola Muaratais dan Batang Angkola Ali Husni, menyatakan pihaknya bersama BPP setempat dan masyarakat telah berupaya melakukan pembasmian hama tikus dengan cara meracun, namun hama tikus itu cukup banyak.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Harapan untuk bisa panen tahun ini tipis, satu persatu petani mulai tinggalkan lahan garapan," Elliani ketua Kelompok Tani Cempaka Sorimanaon kepada ANTARA, Jumat (27/8).
Sebagian hamparan luas persawahan yang mulai bulir, kata dia, terlihat kuning lalu batang membusuk dampak serangan tikus yang menurut Kordinator BPP Huta Holbung, Angkola Muaratis, Erwin merupakan siklus lima tahunan.
Baca juga: Petani sawah di Tapsel terancam gagal panen akibat hama tikus
"Kondisi mulai parah saat ini areal persawahan berlokasi di Desa Pangaribuan, Desa Sorimanaon, Desa Tatengger, dan Desa Purba Nauli dan mengancam sekitarnya," ujarnya.
Dikatakan, ada 441 hektate (ha) luas baku sawah terdapat di empat desa itu. Sementar untuk Kecamatan Angkola Muara Tais dan Kecamatan Batang Angkola (lumbung padi Tapsel) tercatat seluas 2689 ha.
"Saya khawatir ratusan bahkan ribuan hektare areal persawahan di daerah ini bisa terancam dan bahkan gagal panen akibat hama tikus yang sangat luar biasa ini," sebutnya.
Sementara Kepala Desa Muaratais dua, Nandar Batubara juga menginformasikan salah satu warganya Alinuddin yang menyewa lahan sawahnya seluas satu lungguk (1 ha sama denhan 6 lungguk) telah gagal panen total.
"Sawah kita yang di sewa warga Alinuddin seluas satu lungguk habis sebelumnya habis di bantai haka tikus sehingga gagal panen total, miris memang," kata Nandar.
Sebelumnya Kordinator POPT-PHP Angkola Muaratais dan Batang Angkola Ali Husni, menyatakan pihaknya bersama BPP setempat dan masyarakat telah berupaya melakukan pembasmian hama tikus dengan cara meracun, namun hama tikus itu cukup banyak.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021