Merajalela betul, Kapal Pukat Harimau tampak leluasa menangkap kekayaan laut Kabupaten Tapanuli Selatan di lepas pantai Muara Upu, Kecamatan Muara Batang Toru.
"Setelah delapan hari, Siang ini sekira pukul 12.00 WIB sebuah pukat harimau kembali beraksi," kata Nelayan, Husnul Amir Harahap kepada ANTARA, Selasa (8/6) melalui selularnya.
Posisi kapal pukat harimau dari pantai Muara Upu, kata dia, kelihatan jelas. Jaraknya dari pantai lebih kurang satu mil.
Baca juga: Gawat !! Pukat Harimau berkeliaran di laut Tapsel
Masyarakat nelayan Muara Upu hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat banyak untuk mengusirnya.
"Kami masyarakat Muara Upu berharap agar Pak Presiden RI Joko Widodo dapat mendengar keluhan kami (nelayan) yang sudah sejak lama ini," katanya.
"Masyarakat sebenarnya sudah sepakat berencana mau membakar pukat harimau itu. Tapi apa mau dikata tidak punya daya sebab peralatan yang ada hanya sampan," ungkapnya.
Rencana tindakan masyarakat nelayan Muara Upu mengingat dampak buruk operasi pukat harimau terhadap keberlangsungan nelayan tradisional.
"Pukat harimau itu sudah pasti merugikan masyarakat nelayan tradisional yang hanya mengandalkan jaring tangkap dan pancing," ucapnya lirih.
Selain mengancam pendapatan nelayan, biota laut juga dikhawatirkan dapat rusak akibat pukat harimau tersebut, tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Setelah delapan hari, Siang ini sekira pukul 12.00 WIB sebuah pukat harimau kembali beraksi," kata Nelayan, Husnul Amir Harahap kepada ANTARA, Selasa (8/6) melalui selularnya.
Posisi kapal pukat harimau dari pantai Muara Upu, kata dia, kelihatan jelas. Jaraknya dari pantai lebih kurang satu mil.
Baca juga: Gawat !! Pukat Harimau berkeliaran di laut Tapsel
Masyarakat nelayan Muara Upu hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat banyak untuk mengusirnya.
"Kami masyarakat Muara Upu berharap agar Pak Presiden RI Joko Widodo dapat mendengar keluhan kami (nelayan) yang sudah sejak lama ini," katanya.
"Masyarakat sebenarnya sudah sepakat berencana mau membakar pukat harimau itu. Tapi apa mau dikata tidak punya daya sebab peralatan yang ada hanya sampan," ungkapnya.
Rencana tindakan masyarakat nelayan Muara Upu mengingat dampak buruk operasi pukat harimau terhadap keberlangsungan nelayan tradisional.
"Pukat harimau itu sudah pasti merugikan masyarakat nelayan tradisional yang hanya mengandalkan jaring tangkap dan pancing," ucapnya lirih.
Selain mengancam pendapatan nelayan, biota laut juga dikhawatirkan dapat rusak akibat pukat harimau tersebut, tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021