Bea Cukai Teluk Nibung bersama Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), dan Asososiasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Provinsi Sumatera Utara menggelar diskusi peningkatan daya saing logistik nasional sebagai bentuk sinergitas khususnya peningkatan ekspor barang produksi dari Pelabuhan Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai.
Diskusi berlangsung Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Teluk Nibung yang dipimpin Kakan KPPBC, I Wayan Sapta Dharma, dihadiri Ketua ALFI mSumut, Surianto, Ketua Asosiasi UMK Sumut, Ujiana Sianturi serta para stakeholder di pelabuhan dan perwakilan pengguna jasa di Pelabuhan Teluk Nibung, Selasa (25/5).
Kakan KPPBC, I Wayan Sapta Dharma, memaparkan bahwa diskusi itu digelar sesuai misi Kementerian Keuangan “Menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang produktif, kompetitif, inklusif, dan berkeadilan di abad ke-21” serta menjadi perwujudan salah satu tugas dan fungsi Dirjen1 Bea dan Cukai sebagai Industrial Assistance dan Trade Facilitator yaitu, memfasilitasi perdagangan dan industri di Indonesia.
Baca juga: Plt Wali Kota Tanjungbalai ajak semua elemen masyarakat membangun daerah
Wayan menjelaskan, masalah logistik nasional merupakan salah satu unsur penentu daya saing perekonomian Indonesia dengan Negara lain.
Dibandingkan dengan begara lain terutama di kawasan ASEAN, saat ini Indonesia masih dianggap memiliki biaya logistik yang tinggi dan juga dalam hal waktu penyelesaian proses logistik.
Maka perlu adanya perbaikan guna meningkatkan kinerja sistem logistik, memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah logistik tersebut dengan melakukan National Logistics Ecosystem/NLE (Penataan Ekosistem Logistik Nasional) sesuai Intruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2020.
Baca juga: Satpol Air amankan 57 kilogram sabu tak bertuan di Tanjungbalai
"NLE merupakan program yang menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen baik internasional maupun domestik yang berorientasi pada kerjasama antar instansi pemerintah dan swasta," kata Wayan memaparkan.
Dia melanjutkan, untuk mendukung keberhasilan program NLE tersebut, Bea Cukai Teluk Nibung sengaja mengundang pengurus ALFI dan UMK Sumut guna berdiskusi dan mengenalkan Pelabuhan Teluk Nibung yang merupakan salah satu pintu gerbang ekspor di Provinsi Sumatera Utara.
Tujuan diskusi untuk memetakan permasalahan, tantangan, maupun peluang peningkatan ekspor, khususnya ekspor barang produksi dengan harapan mendapat dukungan, peran aktif ALFI dan Asosiasi UMKM Sumut dalam mempromosikan Teluk Nibung sebagai pelabuhan alternatif pengiriman barang ekspor ke luar negeri dengan biaya logistik yang lebih kompetitif agar kegiatan ekspor di Pelabuhan Teluk Nibung bisa terus mengalami peningkatan.
"Kami (BC Teluk Nibung) akan selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dan kemudahan bagi para eksportir maupun calon eksportir. Terlebih dalam masa pandemi COVID-19 ini, diharapkan sektor ekspor dapat menyumbang kontribusi yang besar dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional,” ujar I Wayan Sapta Dharma.
Wayan juga menyampaikan ucalan terima kasih dan apresiasi kepada ALFI dan Asosiasi UMKM Sumut, Karantina Pertanian, Karantina Ikan, KSOP, PT. Pelindo 1 Cabang Tanjung Balai Asahan, Eksportir, dan Pengangkut yang hadir untuk memberikan masukan dalam mendukung upaya peningkatan ekspor barang produksi di Pelabuhan Teluk Nibung.
Ketua ALFI Sumut, Surianto menyambut hangat tawaran BC Teluk Nibung sekaligus mengaku siap bersinergi dalam peningkatan ekspor melalui pelabuhan Teluk Nibung karena memang sangat berpotensi.
"Kami akan sosialisasikan hal ini kepada para eksportir dan ALFI siap memfasilitasi eksportir agar memilih Pelabuhan Teluk Nibung sebagai wujud sinergitas dengan BC sekaligus mendukung program NLE dalam meningkatkan daya saing logistik nasional," kata Surianto.
Sementara itu, Ketua Asosiasi UMK Sumut, Ujiana Sianturi menyatakan pihaknya telah melakukan eksportir berupa olahan ubi menjadi panganan ringan yang memiliki pangsa pasar sangat tinggi di luar negeri.
Menurut Sianturi, pihaknya juga akan memulai kegiatan ekspor hasil pertanian dari daerah Karo dan Binjai berupa pisang barangan, dimana di luar negeri peminatnya sangat tinggi.
"Selain panganan hasil olahan ubi, beberapa hari ke depan, setiap hari kami akan mengekspor dua ton pisang barangan ke luar negeri. Tentunya melalui Pelabuhan Teluk Nibung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Diskusi berlangsung Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Teluk Nibung yang dipimpin Kakan KPPBC, I Wayan Sapta Dharma, dihadiri Ketua ALFI mSumut, Surianto, Ketua Asosiasi UMK Sumut, Ujiana Sianturi serta para stakeholder di pelabuhan dan perwakilan pengguna jasa di Pelabuhan Teluk Nibung, Selasa (25/5).
Kakan KPPBC, I Wayan Sapta Dharma, memaparkan bahwa diskusi itu digelar sesuai misi Kementerian Keuangan “Menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang produktif, kompetitif, inklusif, dan berkeadilan di abad ke-21” serta menjadi perwujudan salah satu tugas dan fungsi Dirjen1 Bea dan Cukai sebagai Industrial Assistance dan Trade Facilitator yaitu, memfasilitasi perdagangan dan industri di Indonesia.
Baca juga: Plt Wali Kota Tanjungbalai ajak semua elemen masyarakat membangun daerah
Wayan menjelaskan, masalah logistik nasional merupakan salah satu unsur penentu daya saing perekonomian Indonesia dengan Negara lain.
Dibandingkan dengan begara lain terutama di kawasan ASEAN, saat ini Indonesia masih dianggap memiliki biaya logistik yang tinggi dan juga dalam hal waktu penyelesaian proses logistik.
Maka perlu adanya perbaikan guna meningkatkan kinerja sistem logistik, memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah logistik tersebut dengan melakukan National Logistics Ecosystem/NLE (Penataan Ekosistem Logistik Nasional) sesuai Intruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2020.
Baca juga: Satpol Air amankan 57 kilogram sabu tak bertuan di Tanjungbalai
"NLE merupakan program yang menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen baik internasional maupun domestik yang berorientasi pada kerjasama antar instansi pemerintah dan swasta," kata Wayan memaparkan.
Dia melanjutkan, untuk mendukung keberhasilan program NLE tersebut, Bea Cukai Teluk Nibung sengaja mengundang pengurus ALFI dan UMK Sumut guna berdiskusi dan mengenalkan Pelabuhan Teluk Nibung yang merupakan salah satu pintu gerbang ekspor di Provinsi Sumatera Utara.
Tujuan diskusi untuk memetakan permasalahan, tantangan, maupun peluang peningkatan ekspor, khususnya ekspor barang produksi dengan harapan mendapat dukungan, peran aktif ALFI dan Asosiasi UMKM Sumut dalam mempromosikan Teluk Nibung sebagai pelabuhan alternatif pengiriman barang ekspor ke luar negeri dengan biaya logistik yang lebih kompetitif agar kegiatan ekspor di Pelabuhan Teluk Nibung bisa terus mengalami peningkatan.
"Kami (BC Teluk Nibung) akan selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dan kemudahan bagi para eksportir maupun calon eksportir. Terlebih dalam masa pandemi COVID-19 ini, diharapkan sektor ekspor dapat menyumbang kontribusi yang besar dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional,” ujar I Wayan Sapta Dharma.
Wayan juga menyampaikan ucalan terima kasih dan apresiasi kepada ALFI dan Asosiasi UMKM Sumut, Karantina Pertanian, Karantina Ikan, KSOP, PT. Pelindo 1 Cabang Tanjung Balai Asahan, Eksportir, dan Pengangkut yang hadir untuk memberikan masukan dalam mendukung upaya peningkatan ekspor barang produksi di Pelabuhan Teluk Nibung.
Ketua ALFI Sumut, Surianto menyambut hangat tawaran BC Teluk Nibung sekaligus mengaku siap bersinergi dalam peningkatan ekspor melalui pelabuhan Teluk Nibung karena memang sangat berpotensi.
"Kami akan sosialisasikan hal ini kepada para eksportir dan ALFI siap memfasilitasi eksportir agar memilih Pelabuhan Teluk Nibung sebagai wujud sinergitas dengan BC sekaligus mendukung program NLE dalam meningkatkan daya saing logistik nasional," kata Surianto.
Sementara itu, Ketua Asosiasi UMK Sumut, Ujiana Sianturi menyatakan pihaknya telah melakukan eksportir berupa olahan ubi menjadi panganan ringan yang memiliki pangsa pasar sangat tinggi di luar negeri.
Menurut Sianturi, pihaknya juga akan memulai kegiatan ekspor hasil pertanian dari daerah Karo dan Binjai berupa pisang barangan, dimana di luar negeri peminatnya sangat tinggi.
"Selain panganan hasil olahan ubi, beberapa hari ke depan, setiap hari kami akan mengekspor dua ton pisang barangan ke luar negeri. Tentunya melalui Pelabuhan Teluk Nibung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021