Akibat dampak COVID-19 yang masih melanda negara Indonesia saat ini, sangat mempengaruhi penghasilan para pedagang mainan anak-anak. Biasanya di saat lebaran penghasilan para penjual mainan anak-anak ini lumayan banyak, namun di lebaran kali ini omzet mereka anjlok.

Menurut ketarangan sejumlah pedagang mainan anak-anak di Jalan Suprabto Sibolga, Sumatera Utara, yang ditemui ANTARA, mengaku, bahwa penjualan mereka merosot jauh dibanding lebaran sebelumnya. Menurut mereka, salah satu penyebabnya adalah pandemi COVID-19 yang masih berlanjut yang berdampak terhadap larangan mudik, sehingga anak-anak tidak mendapat uang lebaran dari sanak atau keluarga yang biasanya mudik.

“Mulai lebaran pertama kami sudah jualan mainan anak-anak sampai dengan hari ketiga ini. Hasilnya jauh merosot dibanding tahun lalu. Ya, penyebabnya gak ada uang anak-anak atau orang tua mereka untuk membeli mainan,” Kata Mangasi Siallangan (25), Sabtu (15/5).

Dia menduga, adanya larangan mudik tahun ini penyebab anak-anak tidak mendapat uang lebaran dari keluarganya, sehingga tidak banyak yang belanja mainan anak-anak.

Diungkapkannya, biasanya mainan favorit yang selalu digemari anak-anak saat lebaran di Sibolga dan Tapanuli Tengah adalah, adalah main tembak-tembak. Jika sebelum COVID-19, di hari pertama lebaran mereka sudah bisa mendapat penjualan kisaran Rp5-6 juta, tapi kali ini sampai sore penjualan mereka baru Rp1 juta.
“Ya, mau bilang apa lagi bang, harus kita terima kondisinya, memang seperti inilah situasi. Yang jelas kita tetap bersyukur karena masih ada buka dasar walaupun hanya untuk cukup-cukup makan. Harapan kita, COVID-19 ini cepatlah berlalu, karena kalau kita pun menuntut kepada pemerintah, pemerintah juga sudah berupaya semaksimal mungkin. Jadi hal yang perlu kita laksanakan yaitu berdoa dan mematuhi prokes COVID-19, agar pandemi ini cepat berlalu, biar geliat ekonomi masyarakat berputar seperti dulu,” ujar warga Jalan Kakap Sibolga ini.

Hal senada juga diakui oleh Zulkiply (20), pemuda yang menggeluti usaha sendiri ini mengakui penurunan omzet jualannya.

Padahal harga mainan yang dia jual relatif terjangkau anak-anak, akan tetapi karena uang tidak ada, sehingga sedikit yang mampu membeli mainan.
“Harga tembak-tembak yang kami jual mulai dari Rp30 ribu sampai Rp100 ribu, tetapi peminatnya hanya sedikit. Kalaupun ada yang beli hanya beberapa orang saja, selebihnya hanya nanya-nanya dan lihat-lihat saja,” ucapnya.

Pria lajang ini pun berharap ada perhatian kepada mereka khususnya penjual mainan musiman ini. Karena mereka jualan hanya sekali setahun, yaitu pada saat lebaran.
“Kalau kita jualan hanya sekali setahun, sifatnya musiman. Melihat penjualan yang turun drastis seperti ini, kita pun gak tahu lagi mau bilang apa, karena modal sudah digunakan beli barang, dan sepi pembeli. Sementara kita jualan hanya setahun sekali. Kalaulah ada perhatian bagi kami pedagang musiman ini, kami sangat terbantu,” harapnya.     

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021