Kapal nelayan KM Mikhel hilang kontak di bagian utara Pulau Mursala, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Kamis (1/4).
Pada Kamis sore satu orang ABK berhasil ditemukan terapung di atas fiber oleh nelayan yang tengah melaut.
Demikian informasi yang diterima wartawan, Jumat, dari Kepala Kantor Basarnas Nias, M. Agus Wibisono, melalui Kepala Seksi Operasi, Benteng Hilton, Jumat (2/4).
Dijelaskannya, KM Mikhel dengan 5 Anak Buah Kapal (ABK) diperkirakan hilang kontak antara Pulau Mursala dan Pulau Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Baca juga: Dua nelayan Nias Selatan hilang saat melaut
Pada Kamis sore Basarnas Gabungan telah mengevakuasi seorang ABK KM Mikhel yang sebelumnya dinyatakan hilang kontak.
ABK tersebut bernama Tele Sihotang (39) warga Pasir Bidang, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Tele diselamatkan nelayan yang menemukannya, dan kemudian dievakuasi ke kapal KN SAR Nakula dan dibawa ke Dermaga PPN Sibolga di Pondok Batu, Kelurahan Sarudik, Tapteng.
Baca juga: Dua nelayan asal Gunungsitoli dilaporkan hilang
Kapten KN SAR Nakula, Arotama Telaumbanua mengatakan korban selamat ditemukan satu mil dari Pulau Situngkus pada pukul 12.00 WIB.
Informasi KM Mikhel hilang kontak berawal saat kapal tersebut berangkat melaut pada Selasa (30/3/2021) dari Kota Sibolga.
Diperkirakan di antara Perairan Pulau Mursala dan Pulau Sorkam pukul 16.00 WIB setelah berangkat melaut, KM Mikhel tersebut dihantam badai lalu tenggelam.
Saat itu, korban selamat Tele Sihotang langsung melompat ke laut dengan memakai fiber yang ada di kapal. Sejak itu pula, korban yang selamat hingga Kamis siang kemarin terombang ambing di laut tanpa makan dan minum.
Hingga akhirnya korban selamat ditemukan nelayan lainnya yang sedang melaut dan menolongnya. Sementara 4 ABK lainnya hingga saat ini belum diketahui nasibnya.
Sementara itu Tele Sihotang belum bisa bercerita banyak tentang kronologi kejadiannya. Ia masih trauma dan kemudian diserahkan kepada pihak keluarga.
"Memang pada Selasa sore kemarin kapal (KM Mikhel) mengalami cuaca buruk sehingga air masuk ke dalam kapal. Kemudian Tele langsung terjun ke laut,” terang Arotama.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Pada Kamis sore satu orang ABK berhasil ditemukan terapung di atas fiber oleh nelayan yang tengah melaut.
Demikian informasi yang diterima wartawan, Jumat, dari Kepala Kantor Basarnas Nias, M. Agus Wibisono, melalui Kepala Seksi Operasi, Benteng Hilton, Jumat (2/4).
Dijelaskannya, KM Mikhel dengan 5 Anak Buah Kapal (ABK) diperkirakan hilang kontak antara Pulau Mursala dan Pulau Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Baca juga: Dua nelayan Nias Selatan hilang saat melaut
Pada Kamis sore Basarnas Gabungan telah mengevakuasi seorang ABK KM Mikhel yang sebelumnya dinyatakan hilang kontak.
ABK tersebut bernama Tele Sihotang (39) warga Pasir Bidang, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Tele diselamatkan nelayan yang menemukannya, dan kemudian dievakuasi ke kapal KN SAR Nakula dan dibawa ke Dermaga PPN Sibolga di Pondok Batu, Kelurahan Sarudik, Tapteng.
Baca juga: Dua nelayan asal Gunungsitoli dilaporkan hilang
Kapten KN SAR Nakula, Arotama Telaumbanua mengatakan korban selamat ditemukan satu mil dari Pulau Situngkus pada pukul 12.00 WIB.
Informasi KM Mikhel hilang kontak berawal saat kapal tersebut berangkat melaut pada Selasa (30/3/2021) dari Kota Sibolga.
Diperkirakan di antara Perairan Pulau Mursala dan Pulau Sorkam pukul 16.00 WIB setelah berangkat melaut, KM Mikhel tersebut dihantam badai lalu tenggelam.
Saat itu, korban selamat Tele Sihotang langsung melompat ke laut dengan memakai fiber yang ada di kapal. Sejak itu pula, korban yang selamat hingga Kamis siang kemarin terombang ambing di laut tanpa makan dan minum.
Hingga akhirnya korban selamat ditemukan nelayan lainnya yang sedang melaut dan menolongnya. Sementara 4 ABK lainnya hingga saat ini belum diketahui nasibnya.
Sementara itu Tele Sihotang belum bisa bercerita banyak tentang kronologi kejadiannya. Ia masih trauma dan kemudian diserahkan kepada pihak keluarga.
"Memang pada Selasa sore kemarin kapal (KM Mikhel) mengalami cuaca buruk sehingga air masuk ke dalam kapal. Kemudian Tele langsung terjun ke laut,” terang Arotama.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021