NH berharap pihak kepolisian lebih terbuka dalam penanganan kasus suaminya berinisial T, yang ditangkap oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri terkait dugaan terorisme.
NH mengatakan bahwa polisi tidak menjelaskan secara rinci pada saat dilakukan penangkapan di kediamannya di Kompleks Perumahan Deli Permai, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (19/3).
Baca juga: Terduga teroris di Sumut pedagang kripik dan dikenal ramah ke warga
"Katanya nanti menunggu informasi, tapi sampai sekarang enggak ada," katanya Jumat malam.
Bahkan, lanjut dia, dirinya beserta keluarga sudah mendatangi Mako Polda Sumut untuk mencari tahu perkembangan terkait kasus yang menimpa suaminya itu.
"Kami juga baru pulang dari Polda, tapi enggak dapat informasi juga. Mereka bilang enggak tau menahu karena itu urusan Densus," katanya.
Baca juga: Densus 88 tangkap delapan terduga teroris di Sumut
NH mengaku heran terkait penangkapan terhadap suaminya itu. Ia membantah jika suaminya terlibat dalam jaringan teroris.
"Selama ini kegiatan suami kerja di sini ikut orang tua, pengobatan refleksi. Jual keripik juga, tapi ini baru, karena corona jadi untuk tambahan," katanya.
Sementara itu adik ipar T, yakni S berharap pihak kepolisian dapat memberitahukan perkembangan terkait kasus tersebut.
Baca juga: Saksi mata sebut polisi bawa sejumlah barang dari rumah terduga teroris di Sumut
"Kita bukan mau jumpa suaminya, minimal tau perkembangan dan itu juga enggak dapat. Ibaratnya gini, jalani aja proses karena ini negara hukum, tapi terbuka untuk pihak keluarga. Sehingga kita tahu apa masalahnya, tapi sampai sekarang enggak tau, hanya dikaitkan dengan teroris," katanya.
Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap delapan orang terduga teroris di dua kota di Sumut, yaitu Kota Tanjung Balai dan Kota Medan pada Jumat.
"Dua orang di Tanjung Balai dan enam orang di Medan," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi yang dikonfirmasi melalui telepon seluler.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
NH mengatakan bahwa polisi tidak menjelaskan secara rinci pada saat dilakukan penangkapan di kediamannya di Kompleks Perumahan Deli Permai, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (19/3).
Baca juga: Terduga teroris di Sumut pedagang kripik dan dikenal ramah ke warga
"Katanya nanti menunggu informasi, tapi sampai sekarang enggak ada," katanya Jumat malam.
Bahkan, lanjut dia, dirinya beserta keluarga sudah mendatangi Mako Polda Sumut untuk mencari tahu perkembangan terkait kasus yang menimpa suaminya itu.
"Kami juga baru pulang dari Polda, tapi enggak dapat informasi juga. Mereka bilang enggak tau menahu karena itu urusan Densus," katanya.
Baca juga: Densus 88 tangkap delapan terduga teroris di Sumut
NH mengaku heran terkait penangkapan terhadap suaminya itu. Ia membantah jika suaminya terlibat dalam jaringan teroris.
"Selama ini kegiatan suami kerja di sini ikut orang tua, pengobatan refleksi. Jual keripik juga, tapi ini baru, karena corona jadi untuk tambahan," katanya.
Sementara itu adik ipar T, yakni S berharap pihak kepolisian dapat memberitahukan perkembangan terkait kasus tersebut.
Baca juga: Saksi mata sebut polisi bawa sejumlah barang dari rumah terduga teroris di Sumut
"Kita bukan mau jumpa suaminya, minimal tau perkembangan dan itu juga enggak dapat. Ibaratnya gini, jalani aja proses karena ini negara hukum, tapi terbuka untuk pihak keluarga. Sehingga kita tahu apa masalahnya, tapi sampai sekarang enggak tau, hanya dikaitkan dengan teroris," katanya.
Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap delapan orang terduga teroris di dua kota di Sumut, yaitu Kota Tanjung Balai dan Kota Medan pada Jumat.
"Dua orang di Tanjung Balai dan enam orang di Medan," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi yang dikonfirmasi melalui telepon seluler.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021