Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) mendapat penghargaan terbaik dari 33 Kabupaten /Kota dari BKKBN Propinsi Sumatera Utara.
Demikian disampaikan Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Tapsel, Ahmad Ibrahim Lubis S.Sos. MM , melalui Kabid Pergerakan dan Penyuluhan, Tetty Mahrani, SKM, M.Kes yang menghubungi, Jumat (5/3) melalui selularnya.
Dijelaskannya, Penghargaan diraih atas persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need) kurang dari 50 ribu Pasangan Usia Subur (PUS) sesuai Laporan Statistik Rutin sampai dengan Desember 2020 sebesar (11,66 persen).
"Piagamnya langsung diserahkan Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Sahitdal Kastri disela penutupan Rakorda Bangga Kencana Tingkat Sumut, di Hotel Santika Dyandra Medan, Kamis (4/3)," katanya.
Dengan persentase Unmet Need 11,66 persen, Kabupaten Tapanuli Selatan, kata Tetty, berhasil menurunkan Angka Kelahiran Total atau Total Fertelity Rate (FTR).
Ia mengatakan, keberhasilan Tapsel meraih penghargaan tidak lepas andil dan kerja keras Penyuluh (Lapangan) Keluarga Berencana (PKB-PLKB) total 43 orang, dan Pembantu Penyuluh Keluarga Berencana Desa (PPKBD/ Sub PPKBD) berjumlah 822 orang.
Piagam penghatgaan dari BKKBN Sumut (ANTARA/HO)
Tapsel mempunyai target PPM (Perkiraan Permintaan Masyarakat) di 2020 sebanyak 7.314 akseptor baru dan hasil capaiannya hingga 8.626 akseptor baru (117,94 persen).
Lebih jauh disampaikan Tetty, bahwa peserta KB yang aktif di Tapsel saat ini ada berjumlah 36.232 akseptor dengan rincian sebagai berikut;
Yakni menggunakan IUD (3.370 akseptor), MOW (1.310 akseptor), MOP (61 akseptor), Kondom (3.383 akseptor), Implan (7.197 akseptor), Suntik (12.205 akseptor) dan Pil (8.158 akseptor).
"Alat kontrasepsi yg banyak digunakan adalah menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Tapanuli Selatan adalah IUD, MOW, MOP dan Implan," tambahnya.
Dijelaskannya MKJP kontrasepsi IUD dalam sekali pasang bertahan untuk lima tahun tidak hamil, MOW (seumur hidup) sama dengan MOP (untuk pria) dan Implan (tahan 3 tahun tidak hamil).
