Kepergian Drs H Panusunan Pasaribu, MM menghadap sang khalik ternyata menyimpan duka mendalam berbagai elemen, yang salah satunya Keluarga Besar Korps Alumni HMI (KAHMI).
"Almarhum mantan Bupati Tapanuli Tengah yang tutup usia 74 tahun ini adalah sosok tokoh Sumut sangat peduli HMI," ungkap Ketua Majelis KAHMI Tapanuli Selatan (Tapsel), Parulian Nasution kepada ANTARA, Kamis (31/12).
Baca juga: Almarhum Tokoh Sumut Panusunan Pasaribu dimakamkan di Tanjung Rompa Marancar
Parulian, juga Pengurus Majelis Nasional KAHMI menyatakan hal di atas usai mengikuti prosesi pemakaman almarhum Panusunan mantan Ketua Majelis Wali Amanat USU di kampung halamannya di Tanjung Rompa, Tanjung Dolok Kecamatan Marancar, Tapsel, Kamis usai Shalat Zuhur.
"Senasa hidupnya, Panusunan dikenal tokoh yang membangun kebersamaan, bekerja keras, penuh persahabatan, kerap memberi solusi bahkan memotivasi kader KAHMI dan HMI," sebut Parulian juga Sekda Tapsel.
Ia menyebut, almarhum dulunya sebagai kader HMI Cabang Yogyakarta, dan dekat dengan Pendiri HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Pahlawan Nasional Prof Lafran Pane, kelahiran Desa Pangurabaan, Sipirok, Tapsel.
"Selain itu hubungan emosional almarhum dengan Kader HMI seperti Akbar Tanjung, Baharuddin Aritonang serta kader HMI lainnya sudah tidak diragukan lagi. Mereka ini kerap kompak dalam pertemuan-pertemuan," ungkapnya.
Parulian lanjut berharap, setelah ini ada muncul kepiawaian kader HMI umumnya di Sumut seperti sosok almarhum Panusunan yang mengestafetkan atau telah mewarisi nilai-nilai pola pikir, sikap dan perilaku serta etika moral yang senantiasa membangun komunikasi sosial yang cukup familiar.
"Almarhum sering menyampaikan HMI itu tidak kemana-mana tapi ada dimana-mana. HMI tidak punya ayah dan ibu, namun dia punya abang dan lahir dari rumah pusaka yang sama itulah HMI," kenang Parulian.
Bahkan harapan almarhum sering utarakan, agar kader HMI-KAHMI untuk senantiasa militansi kekaderan untuk mencapai insancita HMI sebagai pencipta pengabdi yang bernafaskan islam serta bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
"Satu hal lagi yang tak terlupakan ucapan yang sering almarhum sampaikan, harapannya adalah agar kader- kader HMI-KAHMI menjadi pemimpin pemimpin bangsa dan bermarwah dan bermartabat serta menjadi solusi penyelesaian ke Indonesiaan, kemahasiswaan dan ke islaman.," tambahnya.
Kader HMI itu harus bersyukur dan ikhlas menjunjung tinggi siar islam dan yakin usaha sampai (Yakusa), tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Almarhum mantan Bupati Tapanuli Tengah yang tutup usia 74 tahun ini adalah sosok tokoh Sumut sangat peduli HMI," ungkap Ketua Majelis KAHMI Tapanuli Selatan (Tapsel), Parulian Nasution kepada ANTARA, Kamis (31/12).
Baca juga: Almarhum Tokoh Sumut Panusunan Pasaribu dimakamkan di Tanjung Rompa Marancar
Parulian, juga Pengurus Majelis Nasional KAHMI menyatakan hal di atas usai mengikuti prosesi pemakaman almarhum Panusunan mantan Ketua Majelis Wali Amanat USU di kampung halamannya di Tanjung Rompa, Tanjung Dolok Kecamatan Marancar, Tapsel, Kamis usai Shalat Zuhur.
"Senasa hidupnya, Panusunan dikenal tokoh yang membangun kebersamaan, bekerja keras, penuh persahabatan, kerap memberi solusi bahkan memotivasi kader KAHMI dan HMI," sebut Parulian juga Sekda Tapsel.
Ia menyebut, almarhum dulunya sebagai kader HMI Cabang Yogyakarta, dan dekat dengan Pendiri HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Pahlawan Nasional Prof Lafran Pane, kelahiran Desa Pangurabaan, Sipirok, Tapsel.
"Selain itu hubungan emosional almarhum dengan Kader HMI seperti Akbar Tanjung, Baharuddin Aritonang serta kader HMI lainnya sudah tidak diragukan lagi. Mereka ini kerap kompak dalam pertemuan-pertemuan," ungkapnya.
Parulian lanjut berharap, setelah ini ada muncul kepiawaian kader HMI umumnya di Sumut seperti sosok almarhum Panusunan yang mengestafetkan atau telah mewarisi nilai-nilai pola pikir, sikap dan perilaku serta etika moral yang senantiasa membangun komunikasi sosial yang cukup familiar.
"Almarhum sering menyampaikan HMI itu tidak kemana-mana tapi ada dimana-mana. HMI tidak punya ayah dan ibu, namun dia punya abang dan lahir dari rumah pusaka yang sama itulah HMI," kenang Parulian.
Bahkan harapan almarhum sering utarakan, agar kader HMI-KAHMI untuk senantiasa militansi kekaderan untuk mencapai insancita HMI sebagai pencipta pengabdi yang bernafaskan islam serta bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
"Satu hal lagi yang tak terlupakan ucapan yang sering almarhum sampaikan, harapannya adalah agar kader- kader HMI-KAHMI menjadi pemimpin pemimpin bangsa dan bermarwah dan bermartabat serta menjadi solusi penyelesaian ke Indonesiaan, kemahasiswaan dan ke islaman.," tambahnya.
Kader HMI itu harus bersyukur dan ikhlas menjunjung tinggi siar islam dan yakin usaha sampai (Yakusa), tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020