Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Selatan (Tapsel) menyatakan kegiatan operasi pencarian terhadap korban Afwan Ritonga (38) penduduk Sipirok, selaku operator escavator di PLTA Batang Toru yang terseret longsor dari ketinggian tebing seratusan meter ke dasar Sungai Batang Toru saat bekerja dihentikan sementara.

"Penghentian sementara pencarian korban sore menjelang malam sudah sesuai SOP. Guna menghindari hal-hal yang tak diingini," kata Kalaksa BPBD Tapsel Ilham Suhardi melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik Hotmatua Rambe kepada ANTARA, Sabtu (5/12) malam. 

Baca juga: Positif COVID-19 di Tapsel bertambah 3 orang jadi 178 orang

Pencarian korban akan dilanjutkan esok hari pada Minggu (6/12). Sambil menunggu kedatangan Tim BASARNAS Provinsi Sumatera Utara yang bergabung dengan tim pencarian gabungan BPBD, TNI, Polri, Kecamatan, dibantu PT. NSHE, dan masyarakat. 

"Lebih dari 100-an personel yang tergabung dalam pencarian hari ini. Posisi alatberat yang dalam keadaan terbalik juga sudah diketahui. Namun, akibat sulitnya medan dan derasnya air mengakibatkan sulit memastikan korban apakah masih dalam escavator naas itu atau tidak," kata Hotmatua. 

Disamping peralatan terbatas. Apalagi lokasi jatuhnya escavator cukup ekstrem. Untuk bisa ke TKP harus ekstra hati-hati menggunakan tali karmantel ratusan meter. Sebab jurangnya sangat curam.

Sebagaimana diwartakan sebelumnya, peristiwa ini terjadi bermula dari korban yang mengoperasikan escavator bekerja membersihkan parit bekas longsor di titik R26 Lingkungan I Batang Toru wilayah kerja PT. NSHE, saat hujan dan hendak kembali ke camp.

Setahu bagimana tiba-tiba kembali longsor yang lebih besar terjadi sekaligus menyeret korban berikut alatberat tersebut hingga ke dasar Sungai Batang Toru, pada Jumat (4/12) sekira pukul 15.32 WIB lokasinya dekat juga Aek Batang Paya, Sipirok.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020