Kebun Raya Sipirok Tapanuli Selatan (KRSTS) bakal menjadi Ikon di Kawasan Pantai Barat Sumatera Utara Indonesia, setelah Kebun Raya Bogor.
"Sepantasnyalah semua elemen memberikan dukungan," kata Wakil Ketua Fraksi DPRD Sumut Syamsul Qamar yang menghubungi, Jumat (13/11).
Apalagi, Kebun Raya berfungsi sebagai tempat edukasi, penelitian, pariwisata dan pelestarian flora. Bahkan akan dilengkapi Menara Pandang oleh PT. Aigincourt Resorces (AR).
Baca juga: Kondisi baik status Jalan Kabupaten Tapsel capai panjang 986 km
"Kalau ada segelintir oknum termasuk Anggota DPRD meminta agar Menara Pandang di areal 90 ha Kebun Raya Sipirok yang sedang dibangun agar dievaluasi?, saya juga kurang sepakat. Aneh. Yang membangun juga pihak ketiga atau PT. AR bukan dari APBD" sebutnya.
Selaku masyarakat Sumatera Utara, seyogianya harus bangga keberadaan KRSTS yang sekaligus akan menjaga ekosistem untuk menghasilkan oksigen yang kita hirup ini, disamping sumber PAD di masa mendatang.
Direktur Operasional PT.AR Darryn Mc Clelland saat groundbreaking Menara Pandang beberapa waktu lalu bahkan menjelaskan, bantuan pembangunan menara pandang setinggi 31.5 meter berlantai tujuh yang dihubungkan dengan elevator merupakan bagian Program PPM (CSR) PT AR.
"Ini membuktikan betapa tingginya atensi pihak investor atau perusahan (PT. AR) akan kemajuan pembangunan di wilayah kerjanya," kata Wakil Ketua DPRD Sumut Harun dari Fraksi Gerindra menimpali.
Baca juga: Terkonfirmasi positif COVID-19 di Tapsel bertambah lagi, total jadi 124
Malah keduanya Anggota DPRD Sumut asal Daerah Pemilihan Sumut VII wilayah Tabagsel ini lebih jauh berharap, kiranya banyak lagi PT. AR- PT. AR lainnya hadir untuk datang mengeksploitasi potensi alam Tapsel.
"Sebab dengan kehadiran investasi apalagi ditengah kondisi COVID-19 saat ini penting dalam mendorong kemajuan pembangunan khususnya Tapsel,. Hanya saja tetap harus mengikuti regulasi," ujar keduanya bersepakat.
Kehadiran investasi akan dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi masyarakat, penyediaan lapangan kerja termasuk untuk peningkatan pendapatan daerah.
"Kami menilai pembangunan Menara Pandang adalah bahagian kecil dari program CSR yang telah direalisasikan PT. AR pengelola Tambang Emas Batang Toru dibanding CSR yang sudah diwujudnyatakan di daerah lingkar tambang maupun sekitar tambang," tegas Syamsul Qamar.
Komitmen PT. AR akuntabel
Diketahui, komitmen PT. AR selaku pengelola Tambang Emas Martabe Batang Toru secara luas menjalankan program pengembangan masyarakat untuk 100% DAV daerah terdampak langsung (Ring 1) cukup tinggi.
"Berbagai latar belakang kondisi sosial-ekonomi, meliputi: tingkat pendidikan yang rendah, pengangguran yang tinggi, akses terbatas terhadap layanan kesehatan, dan
ketergantungan pada pertanian sebagai sumber mata pencaharian menjadi penerima manfaat PT. AR".
Syamsul Qamar menilai, sebonafid PT. AR tidak akan mungkin memiliki program asal-asalan atau kaleng-kaleng. Pasti memberlakukan prinsip-prinsip atau pedoman yang mencerminkan Nilai-Nilai Inti Perusahaan.
Informasi dihimpun, PT.AR juga memiliki program pemeriksaan mata dan operasi katarak tahunan gratis yang telah berhasil menyelamatkan 8.434 penglihatan para penderita katarak di seluruh Sumatera Utara, tambah operasi bibir sumbing.
Tambah, bantuan senilai Rp 2,7 miliar berupa rapid test kit COVID-19, APD set, masker bedah, thermometer infrared. Perhatian rumah karantina serta penanganan terpapar COVID-19 Tapsel, hingga perhatian penyebaran COVID-19 Padang Sidempuan, Sibolga, dan Medan Sumatera Utara.
Ribuan bantuan paket sembako dan paket santunan juga diberikan kepada masyarakat jompo dan anak yatim di 15 Desa Lingkar Tambang Emas Martabe dan di wilayah Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Kota Sibolga, dan Kota Medan Sumatera Utara.
"Karenanya, kami meminta agar masyarakat juga teman-teman para Politisi agar jangan cepat gegabah dalam menilai sebuah program CSR yang aturannya sudah jelas pada Undang-Undang No 40 tentang Perseroan Terbatas,. Karena bisa membingungkan," pungkas Syamsul Qamar.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Sepantasnyalah semua elemen memberikan dukungan," kata Wakil Ketua Fraksi DPRD Sumut Syamsul Qamar yang menghubungi, Jumat (13/11).
Apalagi, Kebun Raya berfungsi sebagai tempat edukasi, penelitian, pariwisata dan pelestarian flora. Bahkan akan dilengkapi Menara Pandang oleh PT. Aigincourt Resorces (AR).
Baca juga: Kondisi baik status Jalan Kabupaten Tapsel capai panjang 986 km
"Kalau ada segelintir oknum termasuk Anggota DPRD meminta agar Menara Pandang di areal 90 ha Kebun Raya Sipirok yang sedang dibangun agar dievaluasi?, saya juga kurang sepakat. Aneh. Yang membangun juga pihak ketiga atau PT. AR bukan dari APBD" sebutnya.
Selaku masyarakat Sumatera Utara, seyogianya harus bangga keberadaan KRSTS yang sekaligus akan menjaga ekosistem untuk menghasilkan oksigen yang kita hirup ini, disamping sumber PAD di masa mendatang.
Direktur Operasional PT.AR Darryn Mc Clelland saat groundbreaking Menara Pandang beberapa waktu lalu bahkan menjelaskan, bantuan pembangunan menara pandang setinggi 31.5 meter berlantai tujuh yang dihubungkan dengan elevator merupakan bagian Program PPM (CSR) PT AR.
"Ini membuktikan betapa tingginya atensi pihak investor atau perusahan (PT. AR) akan kemajuan pembangunan di wilayah kerjanya," kata Wakil Ketua DPRD Sumut Harun dari Fraksi Gerindra menimpali.
Baca juga: Terkonfirmasi positif COVID-19 di Tapsel bertambah lagi, total jadi 124
Malah keduanya Anggota DPRD Sumut asal Daerah Pemilihan Sumut VII wilayah Tabagsel ini lebih jauh berharap, kiranya banyak lagi PT. AR- PT. AR lainnya hadir untuk datang mengeksploitasi potensi alam Tapsel.
"Sebab dengan kehadiran investasi apalagi ditengah kondisi COVID-19 saat ini penting dalam mendorong kemajuan pembangunan khususnya Tapsel,. Hanya saja tetap harus mengikuti regulasi," ujar keduanya bersepakat.
Kehadiran investasi akan dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi masyarakat, penyediaan lapangan kerja termasuk untuk peningkatan pendapatan daerah.
"Kami menilai pembangunan Menara Pandang adalah bahagian kecil dari program CSR yang telah direalisasikan PT. AR pengelola Tambang Emas Batang Toru dibanding CSR yang sudah diwujudnyatakan di daerah lingkar tambang maupun sekitar tambang," tegas Syamsul Qamar.
Komitmen PT. AR akuntabel
Diketahui, komitmen PT. AR selaku pengelola Tambang Emas Martabe Batang Toru secara luas menjalankan program pengembangan masyarakat untuk 100% DAV daerah terdampak langsung (Ring 1) cukup tinggi.
"Berbagai latar belakang kondisi sosial-ekonomi, meliputi: tingkat pendidikan yang rendah, pengangguran yang tinggi, akses terbatas terhadap layanan kesehatan, dan
ketergantungan pada pertanian sebagai sumber mata pencaharian menjadi penerima manfaat PT. AR".
Syamsul Qamar menilai, sebonafid PT. AR tidak akan mungkin memiliki program asal-asalan atau kaleng-kaleng. Pasti memberlakukan prinsip-prinsip atau pedoman yang mencerminkan Nilai-Nilai Inti Perusahaan.
Informasi dihimpun, PT.AR juga memiliki program pemeriksaan mata dan operasi katarak tahunan gratis yang telah berhasil menyelamatkan 8.434 penglihatan para penderita katarak di seluruh Sumatera Utara, tambah operasi bibir sumbing.
Tambah, bantuan senilai Rp 2,7 miliar berupa rapid test kit COVID-19, APD set, masker bedah, thermometer infrared. Perhatian rumah karantina serta penanganan terpapar COVID-19 Tapsel, hingga perhatian penyebaran COVID-19 Padang Sidempuan, Sibolga, dan Medan Sumatera Utara.
Ribuan bantuan paket sembako dan paket santunan juga diberikan kepada masyarakat jompo dan anak yatim di 15 Desa Lingkar Tambang Emas Martabe dan di wilayah Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Kota Sibolga, dan Kota Medan Sumatera Utara.
"Karenanya, kami meminta agar masyarakat juga teman-teman para Politisi agar jangan cepat gegabah dalam menilai sebuah program CSR yang aturannya sudah jelas pada Undang-Undang No 40 tentang Perseroan Terbatas,. Karena bisa membingungkan," pungkas Syamsul Qamar.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020